Pejuang Mimpi Episode 47
๐ Don't Judge Me Until You Know Me ๐
Hellooww… KS’s here,
Ketika saya absen menulis blog, itu bukan karena saya sedang tidak ada ide. Ada. Ada. Tapi ada penghambat saya menulis. Banyak hal yang sebenarnya berseliweran dalam pikiran saya sendiri. But, beberapa hari belakangan saya kebanyakan mikir, “Bagaimana kalau si X tidak suka?”. Saya juga mikir, “Nggak usah deh, nanti dikira curhat mulu. Nggak faedah.” Dan sebagainya. Lalu boom, tau-tau KS sudah puasa menulis lebih dari tiga minggu. Yang terakhir ini sih saya sudah absen dekat 30 hari ya. Kelihatannya sih sedikit, tapi saya merasa bersalah lho, ha-ha-ha.
Jejak digital saya, menulis tentang kehidupan sehari-hari dalam banyak episode. Namanya juga cerita. Ada juga yang judge tuh, __eleeh tulisan curhat. Nampak kali dia ga bisa memahami bacaan saya. Asal saya nulis ya panjang kali lebar, hah ada aja tu dia-dia yang mikir kalo saya lah melampiaskan sesuatu pulak melalui tulisan ha-ha-ha. Padahal ya, pikiran dia-dianya aja yang kacau. Meletus baalloon hijaaaw, taart. Hatinya.., __sangaat kacaaw๐.
Gezz...,
Coba belajar ..., menilai sesuatu jangan dari kulitnya aja. Kita ga pernah tau yang dijalani orang itu apa..., yang dijalani hidupnya apa..., yang dirasakan dia apa..., jadi be kind aja udah. Please..., belajar saling support..., saling semangat. Jadi sedikit hope, untuk dunia yang sudah tidak baik-baik aja. Jangan kasih feeding energi yang tidak baik jadi semakin besar..., belajar terus untuk tetap..., __menyalakan lilin-lilin cahaya di hati kita. Jangan sampai itu mati..., dan jadi bersarang iblis. Be Kind Ajah, Udah! Ga semua harus dikomentari.
Saya ga mau mengomentari tentang a maupun tentang b serta something wrong yang lainnya. Apalagi sampai, mengomentari hidup orang, enggak lah geeezz. Sama sekali enggak ada. Cek aja! Simplenya gini, saya gak akan pernah bisa menjadi seperti orang lain dan begitu pun orang lain, __yang gak akan mungkin juga bisa menjadi seperti saya. Karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. "Don't judge me until you know me. You only know my name, not my story".
Itulah kenapa saya lebih senang menulis. Singkat cerita, saya menyukai dunia literasi itu sejak ketika berada di bangku SD dan baru mulai berani publish menulis itu saat sudah dua tahun jadi pegawe. Karena emang ketika itu pulak, saya baru punya banyak waktu luang. Sebelumnya kan enggak, karena saya masih sibuk menata hidup.
Suatu ketika, di sebuah kantor gedung-gedung bertingkat, saya terdiam. Hening, lama resign dari kerja tetap. Karena sudah biasa bisnis punya usaha sendiri, jadi bengong mengikuti ritme pekerjaan di tempat baru. Di home, time is money. Tapi di ruangan kerja terasa sepi, alias ga ada kerja. Apa setel lagu dangdut yaa. Biar rame ahahaha. Kok kayaknya ga mungkin. Daripada sepi aja kan, menulislah saya panjang kali lebar, di buku diary saya. Saya melakukan, apa yang tidak orang lain lakukan. Selalu begitu. Eh, karena itulah pulak, ada orang yang mulai meledek saya. "Hai hai....hayyy, lagi curhat ni yee?". Saya jawab, "Lha, yang curhat siapa, ya? Ha-ha-ha. Lucu sekali pemahaman dia๐.
Denger ya broh...,
Menulis adalah makanan sehat yang bikin otak saya makin berotot. Psikolog terkenal, Jean Piaget, pernah bilang, "The principal goal of education is to create men who are capable of doing new things, not simply of repeating what other generations have done." Tujuan utama pendidikan adalah menciptakan manusia yang mampu melakukan hal-hal baru, bukan sekedar mengulangi apa yang telah dilakukan generasi sebelumnya.” Nah, dengan menulis, saya nggak cuma jadi konsumen informasi, tapi juga produsen ide-ide baru.
Dia mengangguk๐, ya ya yaa, katanya.
Menulis itu... seksi, kata saya pulak. Siapa bilang menulis itu cuma buat curhat-curhat doang? Atau cuma buat kutu buku berkacamata tebal semacam bettylavea? Menulis itu seksi, brooh! Coba deh, pas PDKT, kamu bilang "Aku suka nulis artikel" daripada "Aku suka scrolling TikTok". Mana yang lebih keren? Hhhmm. Bahkan ilmuwan terkenal, Albert Einstein, pernah bilang, "Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid." Semua orang jenius. Namun jika kamu menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, seumur hidupnya kamu akan percaya bahwa ia bodoh." Nah, mungkin aja selama ini kamu ngerasa bukan apa-apa karena belum nemuin bakat kamu dalam menulis. Who knows, mungkin kamu adalah Einstein-nya dunia menulis, kelak! Terima kasih sudah berkunjung!๐.
Suasana mulai mencair. Dalam hati saya ya, lawak juga ini orang, wkwka. Cerita sedikit ya brooh, saya pernah nulis fiksi dan itu saya publish, eh pembaca mengira itu pengalaman pribadi saya, huahaha. Duh, kalau nulis fiksi kadang perlu takut juga ya, brooh. Semisal broh menuduh ini kisah nyata, wekekeh. Tapi saya tetap akan bilang; “orang ini fiksi kok..., haa mau ape lu. Toh fiksi pun nggak sepenuhnya karangan kok. Banyak fiksi yang juga hasil gabungan antara kisah nyata dan karangan. Namun terkadang..., itu memang saya banget. Ada semacam, wah bisa kena banget nih di hati, tulisan eykeh. Makjleb..., saya bangeeet. Mungkin bisa kena di hati karena menulisnya dari hati juga kali, ya?". Terima kasih, situ sudah Baperan!๐.
Ohiya,
Menulis itu terapi murah meriah, lho. Menulis itu terapi mental. Tidak percaya? Buktikan sendiri! Stress mikirin kerjaan? Galau masalah cinta? Bingung mau kerja apa abis lulus kerja? Menulis bisa jadi terapi yang murah meriah! Dibanding bayar psikolog mahal-mahal, mending tuangin semua uneg-uneg kamu dalam tulisan. Psikolog James Pennebaker dalam penelitiannya menemukan bahwa menulis ekspresif dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Jadi, menulis itu bukan cuma bagus buat CV, tapi juga baik buat jiwa kamu! Seperti kata aktivis dan penulis terkenal, Pramoedya Ananta Toer, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah". Jadi, kalau kamu nggak mau jadi generasi yang hilang, mulai menulis sekarang!
Dia menggeleng dalam dua kali gelengan kepala. Asli lawak๐คฃ๐คฃ๐คฃ๐คฃ.
Brooh,
Perkenalkan saya, KS. Lulus sarjana teknik, 2004 awal. Situ pasti akan bilang, sekitar sekian tahun telah terjadi kekosongan hidup dl hidup saya. Oh tidak...., tidak..., tidak. Saya tidak pernah sekalipun menganggur. Bahkan disaat waktu luang saya, saya membaca, mendengarkan music, bahkan menulis. Seperti saya sekarang ini. Jangan tercengang pulak situ, ya๐ !
Saya menulis di Kompasiana.com. Dengan saya menulis, saya bisa jadi Arkeolog Digital. Paham? Weeeh. Saya bisa jadi arkeolog digital di zaman sekarang. Menulis di era digital ini, ibarat jadi arkeolog modern. Saya nggak cuma nulis, tapi juga ninggalin jejak digital yang bisa dibaca sama generasi mendatang. Bayangin, 30 tahun lagi, cucu saya bisa baca tulisan saya dan bilang, "Wah, nenek gue keren juga yee!". Hehehe. Itulah sebenernya saya, kenapa situ tercengang๐? Eits. Saya ga butuh validasi situ, keles. Saya cuma mengarsipkan momen berarti dalam hidup.
Sejarawan Yuval Noah Harari dalam bukunya "Sapiens" menulis, "We study history not to know the future but to widen our horizons, to understand that our present situation is neither natural nor inevitable, and that we consequently have many more possibilities before us than we imagine". Kita mempelajari sejarah bukan untuk mengetahui masa depan, tapi untuk memperluas wawasan kita. Untuk memahami bahwa situasi kita saat ini..., bukanlah sesuatu yang alami atau tidak dapat dihindari. Dan sebagai konsekuensinya..., kita mempunyai lebih banyak kemungkinan di hadapan kita, daripada yang kita bayangkan". Dengan menulis..., saya ikut membentuk sejarah dan memperluas kemungkinan masa depan!
Saya sendiri menulis dengan senang. Saya melakukannya karena itu merupakan bagian dari healing. Dan jikapun apa yang saya tuliskan tidak sesuai dengan kehidupan pribadi saya, ah come on… apa iya saya harus membuka seterang-terangnya bagaimana saya? Apa yang saya tuliskan enggak melulu soal saya. Ada beberapa yang saya ambil dari kehidupan sosial, atau lingkaran teman-teman saya dari berbagai kategori. Tujuannya, ya untuk berbagi ajaah, siapa tau setiap dari kita mungkin mengalami hal serupa. Terkhusus ya, buat pelajaran diri saya sendiri juga.
And I think, saya cukup bisa membagi mana yang layak dishare ataupun enggak. Itulah kenapa ada ilmu “Jaim.” Kalau kita bisa jaim, pada akhirnya biarkan citra diri kita orang lain yang menilai. Baik, ya syukur, kalau enggak baik, ya intropeksi. Memang, blog saya berisi tulisan-tulisan yang lebih banyak memotivasi, tapi percaya deh, saya menuliskan hal tersebut karena saya sendiri yang sebenarnya butuh motivasi, butuh inspirasi xixixi.
Dan hal itu seperti alarm buat diri saya, ketika saya berada dalam kondisi yang lagi enggak stabil. Bukan berarti saya yang paling sok merasa perfect atau sempurna ya, atau paling merasa pintar. Engga gitu, broh. Tapi balik lagi, ya better saya menuliskan hal-hal yang baik, meskipun kehidupan saya tidak sebaik dalam tulisan curhat saya. Paham ya, broh?*Skeptic detected, ha-ha-ha.
Kisah yang saya tulis bukanlah sebuah keresahan, yang mungkin cukup sering orang rasakan dalam menjalani hidup. Ada alasan di balik saya menulis. Karena setiap kejadian dalam hidup saya, pasti memiliki alasan dan hikmah di baliknya. Keyakinan ini..., telah dapat membantu saya untuk mengurangi kebiasaan mengeluh dan bersungut-sungut, serta melihat sisi positif dari setiap hal yang terjadi. Hehehehh jadi ingat pernah scrolling media sosial tentang tips menghadapi suami pelit dan saya bagikan. Dikira masbojo yang pelit, dibilang ga sabar, penuntut, dll. Padahal, orang kita cuma baca lewat doang. Memang lawak-lawak komentator๐คฃ๐คฃ๐คฃ๐คฃ.
Saya jawab waktutu; Hai mas…, salam kenal! Kadang-kadang aku juga termasuk yang berpikir saat membaca tulisan seseorang dan menganggap itu adalah ungkapan isi hatinya. Dangkal banget ga siiiy..., hehehe. Tapi suatu hari, aku sempat baca status teman yang biasanya rajin nulis melow, bahwa itu hanyalah karena passionnya aja yang suka menuliskan hal-hal demikian. Sehari-harinya ya ngga gituuu juga keles mas, malah sebaliknya. Ada temen lain yang introvert banget, tapi tulisan-tulisannya menyiratkan dia orang yang rame..., bocor dll. I see now, ternyata tulisan tidak selamanya menggambarkan diri penulisnya yaa, apalagi yang cuma share artikel. Trims., semoga mencerahkan! *No debat. Hiks๐.
Haaah๐คก. Ada juga yang komentar gini di postingan curhat; "Mak, makasih ini, mewakili saya banget, huahahaha…kadang curhat juga, kadang ya ngomongin hal yang (semoga) manfaat. Dan kalopun ada yang bilang, curhat mulu…yowis lah ya…daripada ntar saya curhat sama suami orang…, insecure lagi ntar istrinya, hahahaha. Makasih Mak KS..., tetap syeeemangat!
Saya jawabnya enteng aja; "Eh emang mak dijudge apaan? Oh come onnn yang ngejudge minta ditraktir kayaknya tu mak ha-ha-ha. Kita emang gak bisa kontrol apa yang akan dilakukan orang lain setelah membaca tulisan kita kan, mak? Jadi ya biar sajalah mak, mereka mau ngemeng epe...? Selama tidak mengganggu kerjaan ame hidup kita. Biarlah. Tapi kalo udah mengusik ketenangan kita, ya udah, asah golok aja mak wkwkwka. Ganbatte mak..., keep inspiring. Maapkeun kalo komenku gak nyambung๐คฉ.
Saya nulis lagi, dan berharap no debat gitu. Kadang, KS yo males banget bales chatting ga penting. Cukup dibaca aja dan ambil hikmahnya. Klo ga, scroll aja, skip.
Kembali ke laptop,
Coba belajar kenali duluu..., tanpa menghakimi. "Don't judge me until you know me. You only know my name, not my story". Iya, terkadang tulisan curhat ini juga muncul dengan spontan. Sekedar memperlihatkan, kalau saya juga bisa bรชte dalam hidup dan itu terbaca dalam curhatan saya. Saya juga bisa sensi atau baper juga. Enggak melulu soal memperlihatkan sisi baik saya, atau sok-sokan jaga image. Yang pasti, apa pun isinya, menulis buat saya masih merupakan healing yang paling oke. Soal bonus materi, itu bagian dari rezeki dan anugerah. Okeyh?
Saya sudah cukup kenyang dapat judgement yang macem-macem. Baik karena tulisan curhat saya, atau karena kesalahan yang disengaja ataupun dari apa yang tidak saya lakukan. Baik dari status ataupun aktivitas saya. Jadi intinya apa? Intinya, mau seperti apa pun saya atau seseorang, baik di online maupun di offline, kenali lebih jauh dulu deh..., sebelum kita cukup punya mental untuk menjudge seseorang. Atau lebih baik diam kalau belum sepenuhnya tau. Ya ga, gezzz?
Seiring berjalannya waktu, karakter seseorang itu, bakal keliatan kuq. Saya menulis di blog. Itupun hanya tentang perjalanan hidup saya. Ga ada ngurusin hidup orang. Curhat memang penting..., tapi harus berhati-hati dengan temen curhat. Makanya, saya malah suka mampir ke blog curhatan saya aja, gezzz. Soalnya saya hobi curhat juga... hihihi. Dan sebenarnya, dari “sekedar” curhat pun kita bisa mengambil pelajaran koq. Kayak; ThankYou. I Learn itu๐.
Justru ada yang komennya gini ya dulu, super sekali KS. Saya banyak kekurangan di sana sini. Ga pinter juga memakai kata-kata, akhirnya memilih ga berpendapat daripada timbul perdebatan. Kadang jadi ingat pesan di Arisan Ilmu tetangga kemarin. Jangan merasa pintar, tapi pintarlah merasa. I feels u, gezzz. Judgements itu hadir ketika orang lain kepo dengan diri kita.
"Ah, kamu pisces ya mbak? Anyway, tulisan seseorang itu bukan selalu berarti itu kisah pribadinya. Karena saya memanfaatkan medsos juga ada yang sebagai ungkapan expresi kejujuran. Ada juga yang sebagai topeng/alter-ego. Tak jarang antara kedua akun sosmed saya sendiri isinya saling kontradiktif, tapi memang itu tujuan saya. Keseimbangan jiwa๐.
So, postingan curhat itu banyak juga lho, yang menguatkan orang lain. Kalau ada orang lain yang menganggap blog yang isinya curhat melulu itu receh banget, saya enggak. Lagian blog saya ngapain situ yang ngatur-ngatur, huahaha. Noted gezzz, kita emang harus yang pintar merasa dan bukan merasa pintar. Semoga berkah tulisan KS Motivasi untuk kebaikan semua umat, gezzz. Dan bisa bermanfaat untuk sesama yaaaa. Eeemuuaaacchh.
Saya juga sering baca tulisan orang lain, tapi ga komen-komen. Karena wis paham. Kalau saya sih suka ngeblog yang gini-gini aja gezzz, tentang kehidupan sehari-hari ajalah. Ga cocok nulis yang berat-berat, kecuali lifestyle aja. Boleh jualan, boleh curhat..., tapi setidaknya ada dong yang diambil hikmahnya. Belajar dari pengalaman orang lain, perkembangan hidup sendiri. Yah, jangan sponsored post mulu laaah hehehe. Masa kita aja yang numpang jualan๐คฃ๐คฃ.
Saya membaca setiap saat di waktu luang atau pas sendiri. Jadinya ya saya kebanyakan mikir gituuu, dan ujung-ujungnya pasti saya akhirnya menulis, minimal share artikel yang sudah dibaca itu. Saya tidak mau urusan pribadi diketahui orang lain. Urusan pribadi yang mungkin hanya ingin saya pendam sendiri, akan tetapi saya juga butuh pelampiasan untuk meluapkan perasaan saya supaya lega sehingga jalan terbaik yang bisa saya lakukan adalah dengan menuangkannya melalui tulisan juga, tapi samar. Hanya saja..., tidak semua isi hati saya, harus di publikasikan. Didraft aja ga pa-paaa. Tapi ga semua juga kan, harus tayang. Saya menulis setiap hari. Saya juga masih yang keluar rumah gitu, setiap hari. Urusan saya tidak pernah terganggu karena komentar orang lain. Kalo misalnya ga nampak, bukan berarti menghilang..., bukan. Tapi lebih kepada belajar menahan diri. Menahan diri untuk tidak mengomentari hal-hal yang bukan urusan kita. Kecuali kalo ada ide bagus. Itupun ga semua harus disebutkan, karena belum tentu, ide bagus menurut kita, bagus pula menurut orang lain, ya kan? Silent kadang lebih baik.
Nah, bicara soal konten tulisan curhat di blog, jujur saja, saya ini termasuk orang yang suka dengan buku bacaan inspiratif, buku-buku yang memotivasi. KS Story nama saya di platform Kompasiana.com/keswita81. KS Garden namanya di YouTube, hiiks. Bukan karena saya seorang yang bisa menginspirasi orang lain, tapi lebih kepada bahwa “gue ini pemburu inspirasi,” perempuan cancer yang kerap kali suka dengan hal-hal yang sentimental, yang kerap kali butuh motivasi diri". Tulisan di laman KS Motivasi juga sama buat ngarsip momen hidup dengan di blog keswita81.blogspot.com. Meski niat hati awak mengisnpirasi, tetap aja ada yang bilang agak-agak sentimental. Kan, pemahaman orang tak sama. Sampai ada yang selalu bilang bahwa bahasa di blog saya selalu panjang dan mendayu-dayu, hehehe. Sehingga ada juga yang bilang, tema blog saya curhatan mulu. So what? Salah? Selama itu bisa diambil pelajaran dan maknanya buat pembaca, saya rasa itu sudah jadi jawabannya.
Udahlah...., buat kamu yang masuk kategori ga doyan baca, ya udah, doyan rumpi aja. Ga pa-paa๐. Bodo amat, klo mau komentar lawak-lawak juga enggak pa-paaa. Ga perlu dimasukin ke hati. Pada akhirnya, kita hanya menjalankan hidup. Minyak berkumpul dengan minyak. Air akan berkumpul dengan air. Itu realita.
Be kind aja, udah! Tetaplah berbuat baik..., tetaplah menjadi baik, jika beruntung akan di pertemukan dengan orang yang baik, jika tidak, maka orang lain akan menemukan kebaikan jika bertemu dengan mu.
Semua orang bebas untuk menuliskan apa yang mau dituliskannya. Dan jika saat ini kita sering menemukan postingan sponsor di blog para blogger/influencer, ya enggak usah heran. Toh kebutuhan digital marketing memang terus meningkat, dan bersyukurlah kalau kita punya andil di dalamnya. Yang penting..., jangan sampai lupakan konten asli kita, meski itu sekedar tulisan CURHAT di blog. Ha-ha.
Okeh gezzz,
Saya sadar betul bahwa pikiran-pikiran negatif yang ini itu, sebenarnya tidak menghambat kita untuk tetap menjadi baik menurut versi kita. Kegiatan yang kita sukaipun, tidak lantas menjadi hal yang kita takuti. Seburuk apapun keadaan, selalu ada yang bisa diatasi. Terkadang kita hanya perlu mempertanyakan diri sendiri; Kenapa jadi begini, ya? Apa yang membuat kita begini? Dan dari situ akan muncul berbagai asumsi.
Well, kehidupan berjalan terus, kan. Yang penting kita sadar, kalau hati dan pikiran kita masih bekerja, dan berpikir bagaimana untuk terus memperbaiki diri dan kehidupan kita menjadi lebih baik lagi. Terus, dan terus.
#KSStory #KSGarden #KSMotivasi
#KSLifestyle #KSFamily
#PejuangMimpi #Episode47
#Don'tJudgeMeUntilYouKnowMe
#Pertanian #Berkebun
#Reels #Fbpro #fyp #vod
Komentar
Posting Komentar