https://youtube.com/shorts/cAPVEWEASJ4?si=h3jHq5fcI-ZKb5-I
https://youtu.be/TJoPuGvqoBA?si=J1pwLlv2QMSUiGyW
Potret Kehidupan Episode 100
💕Tumbuh Bersama💕
Begitulah. Saya mengerti dia, dia mengerti saya. Dia tidak mencari kekurangan, tapi dia menerima kekurangan. Begitu juga sebaliknya. Apa yang harus saya tau adalah dia juga manusia biasa. Kesalahan dan kekurangan pasti melekat di dirinya. Tapi saya tidak mempersoalkan itu sampai menjadi sebuah masalah.
Konon katanya; "Hanya mereka yang tidak pernah membuat panjang dan lama sebuah pertengkaran, mereka tumbuh bersama waktu. Mereka cepat baikan, mereka cepat pula saling memaafkan. Dan mereka, mudah juga saling bercanda dan tertawa kembali."
Kami tidak sedang difase "apasih kekuranganku menurutmu sayang?". Kami udah tua. So, kami udah ga ngebahas perkara cocok-cocokin lagi. Kami tidak akan pernah membahas "Ih, kamu kuq kalo diajak ngobrol ngga nyambung sih, lola loading lama, telmi telat mikir, kamu tuh ngga nyambung tau nggak?". Percakapan kayak gini tu enggak pernah ada diantara kami, sejak awal. Enggak yang seperti saya ke yang lain.
Saya masih ingat puluhan tahun lalu, pernah ada ngomong seperti itu ke beberapa lelaki, mungkin dia tersinggung kali yaa. Kesel saya, karena dia ga nyambung tu. Jadi saya ndak paham aja ngomong sama dia, illfeel saya jadinya. Sampai orang tua saya marah sama saya dan bilang, katanya saya sepertinya akan lambat dapat jodoh. Karena banyak ga cocoknya. Ada beberapa laki-laki yang walaupun di atas kertas bisa cocok, kenyataannya jauh. Ha-ha-ha.
Saya juga ingat kalo dulu tu pernah ketemu dengan seorang laki-laki yang dari luar oke, namun perasaan saya tidak enak setiap ketemu dia. Lha piye? Yang namanya perasaan emang ga bisa dipaksakan. Saya tidak tahu kenapa, jadi saya tidak hiraukan laki-laki yang hanya dari luar oke. Pokoknya perasaan saya tidak enak setiap ketemu dia. Usut punya usut, ternyata dia banyak berbohongnya. Wkwka.
Jelas, saya dulu masih muda dan amat naif. Saya kan dari kecil emang punya teman sedikit sekali perempuan. Kebanyakan lanang. Jadi, ada juga tuh cah lanang yang saya juga bosan sekali setiap mengobrol😆, karena dia itu dodol dan dia tau padahal sudah jelas-jelas dia itu tidak akan baik untuk jadi teman saya. Baiknya jaga jarak. Daripada dianya bakalan dimarah-marahin terus karena dodolnya, ga mau improvisasi diri, kasian juga lah dia kan..., jika saya omelin terus. Akhirnya, saya terlalu sering diberi saran oleh orang yang nurut saya itu ngaco."KS, kalau mau yang 100% cocok pasti tidak ada. Harus cocok-cocokin. Harus diperjuangin". "Yaah, klo cuma teman biasa sih ga apa-apa di cocok-cocokin. Kalo teman tidur seumur hidup, masa harus diperjuangin sih yang enggak cocok itu?". Saya jawab; "Saya butuh waktu lah pastinya, agar ketemu pasangan hidup yang klik". Sampai kemudian saya bertemu dengan dia ini, yang 18 tahun lalu telah ditakdirkan Tuhan untuk jadi suami saya.
Dengan dia, dari pertama ngobrol saya bisa nyambung 7 jam🤣. Hebatnya. Kami tidak pernah kehabisan bahan obrolan. Dari awal ketemu, saya sudah yakin dia orang yang klik. Karena setiap saya kebentur tugas menggambar teknik dan mekanika rekayasa 123, saya belajar padanya, selesai seketika olehnya. Wah saya benar-benar kagum padanya, ngalir ajah itu perasaan cinta. Dalam hati dulu ya hebat sekali ini orang, selalu bisa apa yang enggak saya bisa. Setelah itu kami memutuskan untuk pacaran. Tak terasa sudah bertahun-tahun kami membahas banyak tentang masa depan. Dibahas tok, ha-ha-ha.
Alkisah. Dia cepat kali lulusnya, 3,5tahun udah pulang kampung. Sedih bercampur haru. Padahal saya masih membutuhkannya di Jogjakarta. Sampai suatu ketika, sayapun mengusulkan skripsi saya agar dikampung juga penelitiannya. Tepatnya di Arsalan Brother milik Asep buat tangkai sapu. Saya minta ajarin tuh gambar tata letak pabrik yang baik sama dia, gratis tis tis tissss. Dan ergonomis. Semua kajiannya persis sama dengan yang diinginkan pembimbing saya, Ali Parkhan namanya. Dikajinya, apapun tak luput dari perhatiannya. Mulai dari jarak jangkauan dan kemudahan karyawan dalam proses produksi, sampe ke meminimalkan waktu produksi, dan mengubah tata letak antara mesin satu ke mesin lainnya, serta meminimalkan biaya produksi dengan hasil sebanyak-banyaknya. Alhamdulillah saya lulus juga ga pake lama, kenapa kata orang-orang kuliah teknik itu bisa lebih dari 5-6 tahun? Padahal enggak juga, tergantung tingkat kemalasan kita lah gaess!
Saya mudah terkesima dengan orang yang tingkat kepintarannya diatas rata-rata. Berawal dari kagum, ga tau aja saya jatuh cinta padanya. Karena saya merasa bisa bersandar padanya, buktinya dari dulu hingga sekarang saya selalu meminta bantuan ilmunya. Ha, sempat saya menyatakan ini waktu baru kenal dia itu, "kamu mau nggak jadi aset saya?" Bingung lah dia, dia tu kan anak teknik yang beneran anteng banget depan komputer atau laptop. Bukan yang kayak saya gini, cengengesan. "Aset gimana maksudnya, kenapa sedikit muter-muter?", tanyanya. "Hhhmm, sedikit muter-muter? Maksud saya, kamu cocoknya jadi aset eh...asisten saya aja, eh bukan.....bukan. Maaf, apa pacar saya aja, kamu pilih aja deh ya😅!". Dia berhenti megang komputer, langsung melihat saya. "Saya pulak ga ada bingung-bingung. Dari pada kan tiap sebentar, ilmu saya selalu membutuhkan ilmumu, mungkin lebih mantap e besok kamu dah jadi suami saya, gampang saya minta tolongnya, gampang juga saya bilang terimakasihnya. Kalo kamu jadi suami orang, susah juga saya minta tolongnya. So, sayapun bisa bebas ingin ucapkan apa saja setiap selesai kamu membantu saya, saya bisa bilang; I love you full 3000🤣, kijang...., memang tiada duanya. Hh, tidak ada yang lebih bagus dari hits. Kamu kayak Sprite deh, kau tahu yang ku mau. Saya bebas bilang Sa cinta sama ko😂". Ya kan? Hiikss.
Dia mengangguk sodara-sodara sambil senyum-senyum. Besoknya kita resmi pacaran, makan malam pasti sama. Pulang kampung, pernah kami bus Naik Jambi Indah bareng dari Pku-Jogja, rusak dijalan dua hari, jadi gembel kami di tepi jalan lintas sumatera😂. Hhmm, keluar masuk Rumah Makan Padang yang tukang masaknya orang Jawapun sudah tak terbilang lagi seringnya berdua. Naik motor berdua pun sampai pulak ke Karang Anyar. Kadang-kadang jalan-jalan ga jelas muter-muter ringroad eh ga taunya sudah dekat Magelang😆. Lengkap sudah suka duka kami, sehingga klo ada konflik dikitpun, kami tetap saling mencari, lalu tertawa dan baikan.
Gitu terus, tak terasa, 6 tahun sesudah itu, barulah kita membicarakan pernikahan. Itupun, karena orang tua saya udah ngomel-ngomel bla-bla-bla-bla. Padahal kita yang masih serius mikirin kerja yang nyaman itu apa ya, eh disuruh nikah jelang 25tahun. Di deadline saya sodara2, sudah kena peluit panjang keluarga wkwkka.
Begitulah Potret Kehidupan Episode terakhir. Dalam hidup pasti banyak tantangan, tapi menjalani hubungan dengan dia adalah salah satu hal paling effortless yang pernah saya jalani. Kalau nanti anak perempuan saya sudah cukup dewasa dan menanyakan tentang calon pasangan kepada saya, bagaimana cara tahu orang itu adalah pasangan yang tepat atau bukan? Saya akan menjawab: "Kalau kamu merasa ada yang salah atau ada yang mengganjal dihati kamu, he is not the one. Karena dengan yang tepat&klik, semua akan terasa mudah, it will just feel right". Klop gitu lho.
Tepat itu parameternya apa dulu?
Kalau saya sendiri, parameter tepat itu luas dan banyak. Saya sendiri tidak akan bisa menjelaskan karena "tepat" saja itu ngga pasti. Saya memilih pasangan hidup yang "klik" . Entahlah saya juga tidak bisa explain secara gamblang, yang pasti ketika saya interaksi dengan dia ini dulu, saya merasa nyaman, pas, dan cocok. Akhirnya saya mau menikah dengan nya☺️.
Seiring waktu, kami cek-cok, tapi akhirnya kami berdamai. Kami berantem tapi kami tetap membutuhkan dan saling mencari, saling kangen, dan sebagainya. Saya enggak akan bilang saya menemukan pasangan yang tepat. Tapi saya menemukan yang klik. Ngeklik Visi dan misinya. Saya tidak akan bisa menjelaskan yang tepat itu yang bagaimana? Sebab, dia memiliki orangtua, yang tentu berbeda jauh dengan orangtua yang sudah mengasuh saya sejak kecil. Tidak dipungkiri bahwa keadaan, kondisi dan sifat ipar kadang membuat saya harus belajar adaptasi. Tidak ingin berantem juga sih, tapi tidak kangen juga sama mereka ketika kami sedang berjauhan. Itu secuil contoh yang bisa saya jelaskan tentang indikator "tepat" dalam memilih pasangan.
Ketika menikah, kita bukan hanya menikah dengan pasangan kita, tapi juga dengan orangtuanya, keluarganya, beserta sifat-sifat, financial semuanya. Contoh lain, ketika saya dan suami sudah oke mau nikah nih dulunya, tapi keluarganya ada yang toxic gitu dan cukup mengganggu, apakah itu juga bisa disebut "tepat" ? Kalau kita mencari yang benar-benar tepat secara keseluruhan, saya yakin itu akan menghabiskan separuh hidup. Karena pada dasarnya menikah itu bukan tentang tepat atau tidak tepat, tapi "saling".
Saat saya tahu bahwa kami kompatibel. Kompatibilitas adalah base of foundation. Kompatibel artinya kami berdua sesuai, serasi, memiliki nilai yang setara, dan mampu bekerja dalam harmoni. Seperti gear pada rantai, kompatibilitas menjamin roda bergerak. Bersinergi. Ketika kami menyadari bahwa kami adalah Ally, sekutu satu sama lain. Ini berarti kami memiliki komunikasi yang sangat baik. Tidak ada yang disembunyikan, karena tidak perlu menyembunyikan apapun. Saya bisa berbicara dengan bebas, bahkan untuk hal-hal sulit dan bukan favorit bagi kedua belah pihak, in good manner and civilized. Tidak ada lagi yang namanya bentak membentak, atau sahut menyahut. Tak perlu gebrak meja bahkan terjadi adegan piring terbang. Karena kami tahu, bahwa yang kami hadapi adalah permasalahan nya. It's me and you vs the problem. Not me vs you. Adu argumen? Boleh. Tapi kedua belah pihak sama-sama menyediakan data dan fakta. Dan yang paling penting, sanggup mengkomunikasikannya.
Saat kami berdua menyadari peran masing-masing. Doesnt matter which one earn more, selama kami berdua menyadari bahwa dalam hubungan itu, kami memiliki peran dan satu sama lain tidak bisa menggantikan, hanya bisa mengisi tapi harus diingat bahwa sebagai pengampu peran; I tanggung jawab, you have to earn the trust. Istri tidak bisa menggantikan peran suami, maka dari itu istri harus manut suami. Maka dari itu pula, suami, kamu harus mampu earn trust dari istri agar istri mau manut padamu. Singkatnya, pantaskan dirimu duhai lelaki agar layak dituruti dan dihormati oleh perempuan.
Suami, tidak bisa menggantikan peran istri. Suami harus paham kebutuhan istri, tanpa harus ia meminta dipahami. Maka dari itu, Buk, Mbak, pahami juga suamimu. Rajin-rajin lah bertanya padanya dan tidak hanya membaca dan melempar kode. Para lelaki payah sekali dalam hal kode. Mereka makhluk visual dan makhluk literal. Lelaki tidak mengerti bahwa jika kamu berkata, "terserah" itu berarti kamu menginginkan hak veto ada ditangan nya dan pada waktu demikian kamu ingin sebaiknya lelakimu mengalah pula dan menerapkan 'AAS' , Asal Ayank Senank. Ha-ha-ha. Ingat, pasangan kamu bukan Romy Rafael yang bisa baca pikiran orang🤣.
Nah. Ketika kita berdua paham bahwa segala sesuatunya adalah earn, and not taking for granted. Hubungan perlu di usahakan. Di maintain. Di jaga. Di pupuk. Agar tumbuh bersama. Dan butuh kedua belah pihak yang bekerja sama constantly and simultaneously.
Gak bisa hanya satu pihak saja. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang menginspirasi kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima secara seimbang.
He's giving and that inspire you to give. Even more. And that cycles repeating.
Mudah ya, mendeteksi hubungan yang selalu ingin tumbuh bersama. Mereka selalu fokus pada visi misi nya jangka panjang, bukan kepada perasaan-perasaan receh yang mempersulit keadaan. Mereka saling memaklumi. "Hanya mereka yang tidak pernah membuat panjang dan lama sebuah pertengkaran, mereka tumbuh bersama waktu. Mereka cepat baikan, mereka cepat pula saling memaafkan. Dan mereka, mudah juga saling bercanda dan tertawa kembali."
Saya mempunyai beberapa ciri-ciri bahwa kamu sedang bersama orang yang ingin tumbuh bersama kamu; Jika bersamanya kamu tetap bisa berfikir rasional, kamu tidak akan bucin melulu. Waktu terasa begitu cepat saat kamu bersamanya. Dia akan mengajarkanmu berbagai hal yang belum kamu ketahui. Kamu juga menerima dia tanpa ada "harusnya dia begini begitu". Kamu bisa terbuka satu sama lain jika terdapat suatu masalah, dikomunikasikan berdua, bukan hanya diam. Melihat tingkah konyol kamu, kamu bisa terlihat begitu sempurna di matanya. Dia menghormatimu, dan kamu juga menghormatinya. Kamu bisa bilang "tidak" pada beberapa hal kepadanya, tanpa ada rasa tidak enak. Pada intinya orang yang ingin tumbuh bersama itu akan tercipta saat kamu dengannya saling menerima dan memperbaiki satu sama lain."
Jika kamu sering berantem itu artinya komunikasi kamu buruk. Walaupun sering komunikasi tapi tidak dua arah dan terkesan tidak nyambung (maunya apa jadinya apa, makin kamu kesini makin dia kesana). Sudah nyambung tapi egois. Tidak egois tapi beda pemahamannya. Ini yang membuat kamu seperti dalam neraka mini. Jelas kamu bukan tertanda orang yang tepat apalagi klik.
Tahta tertinggi dalam lintas relasi adalah KOMUNIKASI. Dia melewati rasa nyaman. Ada istilah ngobrol nyambung lalu nyaman. Kalau komunikasi aja gak sehat, gimana mau nyiptain hubungan yang sehat juga? Gak ada gunanya baikan jika terulang lagi, lagi dan lagi. Sampai kiamat dua kali bulak balik gitu aja terus. Gak maju-maju hidup. Biasanya indentik dengan putus-nyambung-putus-nyambung. Duh makin gak sehat. Apalagi kawin cerai kawin cerai. Ga bakalan tuh tumbuh bersama.
Pernah merhatiin permukaan air sungai yang datar gak? Jiwa kita gak seperti itu, setiap ADA LUKA BATIN ATAU NODA BATIN dia gak akan bisa sedatar itu, selalu ada bekas dan gejolaknya, mau di timbun dalam sudut jiwa tergelap sekalipun tetap tidak hilang. Sampai rambut memutih pun gak kan pulih-pulih. Paling cuman pudar tok😂. Jadi, dimata saya pribadi hubungan yang banyak berantem itu, jauh dari kata sehat.
Saya pacaran 6 tahun, satu kalipun tidak pernah menyatakan putus beneran, saya selalu jeda, mengambil masa tenggang. Saya tidak pernah berantem lama, sampe berbulan-bulan gitu, karena kebiasaan komunikasi tidak pernah absen dalam satu hari. Masalah selalu ada. Tapi dia selalu berpikir, jika tidak ada masalah kita tidak tumbuh dan berkembang, masalah ada untuk itu.
Baca baik-baik ya, yang dia katakan itu benar. Orang cerdas SELALU BISA mengindentifikasikan masalah sebelum mereka belajar menyediakan solusi atasnya. Masalah dalam hidup kami juga banyak..., tapi yang jelas bukan masalah yang kami hadirkan dengan sadar. Disinilah letak perbedaan besar orang yang sehat mental dan tidak. Saat kehidupan kami tidak berjalan baik, dan hubungan tidak baik, orang-orang yang sehat mentalnya FOKUS melakukan apa yang mereka anggap baik saat itu. Kemampuan tidak bisa memilah milih bibit konflik adalah ciri khas mental seseorang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Mereka perlu di pertimbangkan ulang untuk menjadi teman hidup. Jangan pertahankan, teman hidup yang cuma bisa diajak nonton.
Jika kami adalah pasangan sering berantem tetapi selalu bisa baikan, mungkin itu adalah tanda bahwa kami berdua memiliki komitmen untuk memperbaiki hubungan. Terkadang, pertengkaran bisa menjadi bentuk ekspresi dari perbedaan pendapat atau harapan saja. Yang penting adalah bagaimana kami berdua bisa melewati konflik tersebut dan tumbuh bersama. Kalau berantem sih boleh aja, Tapi bukan berarti setiap hari juga. Ya kan? Cinta kita bukan serial TV Korea.
Kami tidak boleh lupa untuk selalu mendengarkan satu sama lain dengan penuh pengertian. Mungkin ini adalah cara kami untuk saling memahami lebih dalam, dan setiap pertengkaran adalah peluang untuk lebih dekat. Namun, juga penting untuk memastikan bahwa pertengkaran tersebut tidak menjadi pola negatife yang merusak hubungan. Kami tak boleh takut kepada konflik, namun kami takut kepada ketidakmampuan kami untuk menyelesaikannya dengan bijak.
Ingat, hubungan yang sehat adalah tentang saling memberi dan menerima, tumbuh bersama, dan menjaga komunikasi yang baik. Jadi, jika setelah berantem, kami berdua bisa kembali tersenyum satu sama lain dan memperbaiki hubungan, mungkin itu menunjukkan bahwa kami memiliki dasar yang kuat untuk bersama-sama melewati segala rintangan. Tetapi kami ingat, komunikasi dan penghargaan terhadap satu sama lain tetap kunci untuk membangun hubungan yang langgeng.
Apa ya.. saya percaya jodoh adalah cerminan, cerminan disini bukan berarti fisiknya mirip dengan saya, tapi ada beberapa hal yang bikin kami “klop” aja. Ga pernah sekalipun cerai tuh, meski sering digosipkan akan bercerailah, sedang tidak bahagialah. Ya keles, kami kan enggak pernah posting kebahagiaan di sosial media. Kami masih sibuk berjuang, jadi ya ga sempat aja drama Korean di dunia maya. Banyak kuq yang bahagia di dunia Maya, sering berantem lho di dunia nyata. Boleh di cek, tau-tau dah cerai ajaaah orang sok mesra kemaren😂.
Kalau berantem sih boleh aja, tapi kan dirumah, bukan di dunia maya. Cinta kita bukan serial TV Korea. Silakan berantem. Namanya 2 insan manusia berbeda, PASTI lah ada perbedaan, tapi biasanya yang saya rasakan pada dia adalah rasa yang KLOP, setiap berantem, apalagi ada humor sebagai pelonggar🤣. Klop karena kami sama-sama orang yang punya tujuan nan jelas dalam hidup, kami sama-sama penyayang sama hewan, kami sama-sama orang yang nggak tegaan, kami sama-sama orang yang bertanggung jawab dan bisa saling kerja sama dalam banyak hal. Yang pastinya, saat ini kami masih saling mencintai. You know? Dalam perbedaan pun kami bisa saling melengkapi, contoh saya emosional orangnya lihat karyawan dia yang kerja asal-asalan, sedangkan dia sabaran, saat saya emosi dia meredakan, agar orang lain tak tersinggung, katanya. Abistu, dia terimakasih pulak dengan sikap saya ahhahah. Setidaknya dia menutupi kekurangan saya, saya pun demikian.
Soal makan saya pilih-pilih, kalo dia ya makan yang ada, dia masih lahap, malah dia kadang ngabisin makanan saya daripada dibuang. Saya pinter ide bisnis apa misalnya, sedangkan dia paling pinter eksekusi dilapangan tanpa saya mikir banyak. Selalu yang nutupin kekurangan saya. Saya ga punya waktu banyak. Kalo misalnya saya bawain nasi bungkus, dia juga santai ajah enggak yang belibet gitu. Klo saya pengen masak nih, dia mao aja ngebantu saya masak, biar cepat dan enak maksudnya hehehe. Dia pasangan yang saya anggap klik untuk tumbuh bersama, karena dia bisa mengerti dan selalu ingin mewujudkan mimpi-mimpi saya. Ketika saya ajak untuk komunikasi apapun ya nyambung aja sama dia. Dia adalah teman terbaik dan semoga saja tidak pernah berubah.
Oh iya pesan untuk yang belum menikah, jodoh itu adalah takdir ikhtiar, ada andil kita didalamnya yang memperjuangkan, kata Tuhan; pilihlah jodoh yang baik, yang setara pendidikannya denganmu biar klo ngobrol itu nyambung 7 jam. Ga yang setiap ngobrol 5 menit langsung illfeel. Sudah pasti, setiap pendidikan yang jauh banget bedanya, sering bentrok karena enggak nyambung itu pola pikirnya. Satu bilang A satunya jawab G. Jamin, kapal akan oleng🤪.
Nah, kalo sudah sering ada masalah dan tidak klop diawal, mungkin sudah petunjuk dari Allah. Jangan terlalu dipaksakan, banyak rekan-rekan saya yang usia pernikahan baru seumur jagung cerai, karena memang memaksakan pernikahan yang sejak awal sering banyak masalahnya. Jangan lupa selalu libatkan Allah dalam minta jodoh tu. Minta yang terbaik, yang bisa mencintai, dan menghargai kamu.
Saya pun dulu dalam berdoa meminta seperti ini juga. "Ya Allah, jauhkanlah saya dari gangguan jahilnya suami orang, karena sebaik-baiknya perempuan adalah perempuan yang tidak menyakiti perempuan lainnya". Alhamdulillah dimudahkan menikah dengan dia. Walau pernikahan kami juga ada ujiannya, tapi sejauh ini kami bisa saling menguatkan kuq....., sehingga apapun yang terjadi, kami buat bahagia :).
#KSStory #KSMotivasi #KSGarden #PotretKehidupan #Episode100 #TumbuhBersama #Pertanian #Berkebun
#Reels #fbpro #fyp #vod
Komentar
Posting Komentar