Pejuang Mimpi Episode 14
π Kutulis Tentang Muπ
Aku telah menemukan sampulku. Bab Pertama adalah KITA, dan halaman pertamanya adalah KAMU. Kutulis Tentang Mu. "KAMU". Singkat, padat, jelas, empat huruf, satu kata, tetapi mampu membuatku merasakan sensasi mengambang di udara. Kamu adalah sumber inspirasi aku menuliskan episode ini.
Nostalgia,
Di episode ini , di KS Garden ini, Kutulis Tentang Mu. Masihkah kau ingat ceritamu padaku waktu itu? Kau menangis dihadapanku. Iyaaa. Kau menangisπ€. Aku masih ingat cerita semua tentang mu.
"KS, kekacauan besar terjadi di usaha konstruksi kita, saat ada beberapa mobil truk besar lalu lalang keluar masuk begitu banyak ke tempat kita. Entah apa penyebab kecemburuan sosial itu muncul. Aku tidak tahu. Aku tidak pernah mengikuti kekuatan musuh. Tak pernah sedikitpun terpikirkan bahwa orang-orang akan iri dan dengki. Entah, apa pemicunya. Hingga akhirnya, kerusuhanpun terjadi di lokasi tempat pengambilan bahan baku pabrik batu kita. Yang sejak kemarin malam, pengrusakanpun terjadi ditempat pengolahannya, komputer kita yang berisi hutang kontraktor-kontraktor beratus-ratus juta itu, habis diambil kep*rat, nota-nota itu berserakan dilantai, tanganku diborgol kep*r*t itu, sungguh aku tak tahu apa salahku, KS! Tapi yang pasti, katanya ada yang memesan kepada mereka hingga aku dituding telah menerima bahan baku ilegal. Ohiya KS, kep*r*t yang menjemputku, adalah ia yang dulunya sering memalak bulanan di usaha milik kita yang lain, padahal ia tak pernah nanam saham di tempat kita".
"KS....., kau tahu kan? Menurut rencana ku jika semua ini berjalan lancar, akhir tahun ini aku akan punya armada yang cukup untuk mengurus semua usaha kita ini. Dan usaha ini bisa berkembang lebih cepat lagi. Ternyata, tidak. Apa mungkin, aku tidak cocok lagi di bidang ini, KS? Meski ilmuku ada dibidang ini? Dan seperti yang kau tahu, KS. Aku dan kau sudah semangat sekali, selalu bangun pukul empat tiga puluh pagi, agar bisa memastikan semua usaha kita berjalan lancar. Aku hanya akan pulang dimalam hari menemuimu, dan baru akan tidur di pukul dua belas malam. Kau pun begitu. Kau terbiasa menungguku hingga larut malam, dan kau menikmati hari-hari malammu dengan membaca buku dan menulis artikel. Setiap hari..., setiap minggu, kau dan aku tidak pernah bersantai."
"Maafkan aku ya KS...! Aku telah menghabiskan banyak dana yang terkumpul dari hasil industri pengelolaan kayu milik kita dulunya. Dan bahkan, untuk usaha kita yang satu ini, itu juga dari hasil kau berjualan minyak goreng..., tepung dan gula di Swalayan yang kau kelola. Maafkan aku ya KS...! Aku telah gagal di bisnis ini. Ini semua menyakitkan, KS!"
Ketika itu, aku diam mendengarkan..., kau ucapkan sekali lagi ; "ini menyakitkan".
"KS.. , ini semua benar-benar menyakitkan. Sungguh menyakitkan. Aku telah gagal di usaha konstruksi ku ini. Maafkan aku yang mengatakan ini sambil menangis dihadapanmu. Aku tidak ingin mengatakan lebih banyak lagi, boleh jadi hanya kau yang mampu membantuku meluruhkan perasaan kecewa dan sedih ini."
"Dan kau KS..., kau harus menerima kenyataan sebagian usaha yang kita bangun dengan susah payah ini di awal kelahiran Ji(anak kita yang kedua), ada yang hancur berantakan. Namun aku yakin..., kau kuat, dan kau hebat. Aku tau semua tentang kau, KS! Kau berdaya, kau berguna. Kau pasti bisa menerima kenyataan bahwa usaha yang kita bangun dengan susah payah ini, telah hancur berantakan dalam semalam. Tapi aku berjanji padamu, KS! Akan ku buatkan kau setelah ini CafeRumah yang romantis seperti yang sudah lama kau ingin, sebagai tempat kau menulis. Tempat favorit kita bersantai, dengan orang-orang favorit kita. Kita bisa bercengkrama dengan orang-orang yang berinteraksi dengan kita, siapa pun ia untuk membicarakan banyak hal tentang impian. Aku minta tenggang waktu padamu, ya! Akan ku wujudkan semua itu, KS! Untukmu! Akan ku perjuangkan semua itu hanya untukmu, setelah urusanku ini selesai."
Hhhm. Aku yang ketika itu, masih sempat tersenyum dengan segala niat baikmu dan dengan segala kesungguhanmu itu. Kau yang meski berada ditengah kekacauan sekalipun, kau masih sempat memikirkan semua perihal mimpi-mimpiku.
"Sekarang..., aku sedang di titik paling rendah, KS! Sungguh, aku tidak tahu apa kesalahan yang kuperbuat hingga aku harus mengalami ini? Aku tidak pernah membiarkan hatiku sekali saja berprasangka buruk dan membenci orang lain. Tapi kali ini..., aku malu padamu, KS jika aku yang lemah! Tentu juga, aku tidak mau berpikiran negatif pada Tuhan, astaghfirullah. Aku harus mengenyahkan pikiran jelek ini. Boleh jadi, semua ini untuk melihat seberapa kuat kau dan aku bisa melewatinya. Boleh jadi, karena Tuhan masih sayang pada kita, dengan menguji kita bertubi-tubi."
"Doakan aku kuat melewati semuanya ini, ya! Dan biarkan aku hari ini begini, aku ingin sekali ini menangis dihadapanmu, KS! Setidaknya, hatiku terasa lebih ringan dengan kedatanganmu."
"Baiklah, sayang! Besok..., aku berjanji akan memulai hari lagi, lebih awal. Tidak mengapa, ya Allah, sungguh tidak masalah, dulu juga kita tidak memiliki apapun saat membangun rumah tangga ini. Toh, kita bertemu yang memulainya dari nol mungkin akan membuat kita memahami banyak hal agar kita lebih pandai lagi bersyukur, bersyukur..., dan bersyukur."
"Peluk hangat terbatas sekat ini untukmu, sayang! Aku jadi ingat SPBU. Kedepan, berarti akan kita mulai lagi dari nol, ya?"
Kau tertawa, dan melepaskan tanganku.
Aku...., membenarkan anak rambut yang sedikit keluar dijilbabku. "Sayang, besok aku mohon izin bepergian agak lama, __tidak ada yang bisa aku lakukan jika aku tetap berdiam diri dikota ini, di tengah kekacauan ini. Kecuali, aku harus segera mengeluarkan kau dari sini. Entaaah bagaimana caranya. Beri aku waktu seminggu, yap, tujuh hari kedepan dari sekarang. Dan aku percaya, Tuhan selalu bersama orang-orang baik."
Kau pun tersenyum, dan berkata; "Kata-katamu selalu menenangkan jiwaku, KS! Sungguh..., Kau Wanita Hebat! Kau hebat!"
Lima menit kemudian,
Aku pamit pulang, masuk mobil Jazz Orange berplat nomor namamu itu. Dengan segala kenangan yang ada di mobil itu, entah itu banyak pahitnya entah banyak manisnya. Kau tahu? Aku..., berteriak sekencang mungkin, dan mengutuk semua orang-orang yang jahat pada kita. Begini umpatku waktu itu ; "eh..., dasar kep*r*t", bla..bla...bla....π, sumpah serapahku dimulai hari itu jua, hingga tujuh hari kedepan. Dan aku...., aku baru tenang setelah "Kutulis Tentang Mu" di kertas lusuh menguning yang malam tadi kutemukan lagi.
Aku juga ingat, semalam-malam hari ketika itu. Aku mengemas baju anak-anak kita, dan meliburkan mereka dari sekolah. Aku berangkat bertiga. Iyaaa. Hanya bertiga. Aku yang dengan segala puja dan puji sang pemilik semesta. Segala doa terbaik untukmu, aku langitkan sepanjang jalan. Dan entah bagaimana caranya, kami bertiga pergi tanpa bintang dan pulang dengan membawa bintang dua. Seketika kau, ku jemput. Ada videonya tu, kan sudah ku tampilkan di episode sebelumnya.
Kita....., dan cerita yang terajut indah meski kadang tak semudah biasa. Kita ada..., meramaikan warna-warni goresan lukisan hidup antara aku, kamu, kita....., untuk melihat hidup dengan lebih bijak dan dewasa lagi, lagi... dan... lagi. Kita ada.., untuk belajar memaknai cinta diantara perempuan dan pria. Aku dan kamu, menghidupkan kita. Dalam keterhubungan yang perlahan terjalin indah dan juga mengenalkan rumit untuk berbaur sederhana.
Betapa serunya kisah hidup kita yang semua orang tak mampu menerka. Kisah kita adalah kisah yang indah, bukan kisah-kisah manja, murahan, dan cinta-cintaan yang buang-buang waktu. Betapa indahnya pertemuan antara dua anak manusia tanpa memikirkan segala atribut sosial yang mengekang kemanusiaanπ.
Cerita yang satu ini, juga kupindah ke Laman Pribadi KS Motivasi. Karena tulisan yang satu ini telah dipenuhi berkas bercak air. Disana cerita ini dimulai, tempat dimana aku menemukanmu dengan airmata kesedihan. Aku terhenti meneteskan air mata, saat kau di depanku beranjak menghapus air mataku dengan jemari tanganmu.
Yah, cerita yang kutulis tentang mu ini, adalah isi tulisan yang penuh kesedihan. Aku menghela nafas perlahan ketika Kutulis Tentang Mu, nafasku tersengal. Setelah menemuimu, aku yang sesampainya dirumah, kembali melanjutkan tulisanku yang ini yang entah episode ke berapa. Aku lupa, saking banyaknya halaman kosong yang sudah banyak aku coret. Hiikss.
Begitulah. Bertahun-tahun berlalu, bercak air itu masih terlihat jelas diatas kertas yang menguning. Setelah aku memeriksanya sekali lagi, aku yakin, bercak menguning di kertas itu adalah air mata kita. Yup. Tidak salah lagi, ini semua, __Tentang KITA. Tentang Mu dan Tentang Ku.
Yang pada akhirnya, dalam hidup ini, __kita hanya butuh tahu satu hal yakni ; "Hidup itu, harus penuh keyakinan. Dan Allah tahu Segala Tentang Kita".
#KSStory#KSGarden#KSMotivasi
#Reels#fbpro#fyp#vod
Komentar
Posting Komentar