Langsung ke konten utama

Potret Kehidupan Episode 98 💕Genting 4 Hari💕


Potret Kehidupan Episode 98

💕Genting 4 Hari💕

https://youtube.com/shorts/ZoPD9Qg8T6A?si=kf4B2XzNYTu5cdN7

https://youtube.com/shorts/02_agKlFC1M?si=zb71yBDoanQcx5bM

Potret Kehidupan Episode 98

💕Genting 4 Hari💕


Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan teringat. Kata-kata bijak ini memberi saya inspirasi untuk mencatat segala apa yang terjadi selama saya hidup. Yang menarik, ketika catatan saya disatukan, terdapat satu benang merah: Keberanian menghadapi persoalan dengan kepala tegak. Lebih dari pada itu, tumbuhnya kedewasaan pada diri saya.


Maka episode ini, jauh dari maksud mengenang kebesaran masa lalu atau membicarakan hal-hal sepele tentang keberadaan saya dari teman-teman sekarang. Episode ini bukan pula pertanda bahwa KS sudah lelah berniaga di bidang perbatuan. Bukan, bukan itu. Ini hanya kisah KS saat genting 4 hari di jazz orange.


Saya memilih menulis untuk menyampaikan sesuatu yang hanya bisa disuarakan lewat tulisan. Arsip serta motivasi, buat saya dan keturunan. Yang senang membaca, monggo diambil intisarinya. Abaikan, jika tidak senang. Hidup ini kadang keras, kadang lucu. Tentu, banyak peristiwa yang saya alami dalam dunia usaha. Namun tidak semua saya sampaikan kepada publik. Awalnya, biarlah peristiwa-peristiwa itu tersimpan dalam laci kenangan saya sendiri. Catatan kecil saya ini sebenarnya tidak bisa terbit, tapi apalah daya. Tidak lengkap tanpa ada kisah ini. Kisah ini tak kan hilang dimakan zaman.


Catatan kecil ini sangat berarti bagi hidup saya. Genting 4 hari. Tak banyak yang memperkirakan, saya akan berhasil melewati hari-hari yang berat ini. Manusia berisik. Tuhan yang Maha Tahu. Orang bijak pernah mengatakan; "Ga ada yang bertanggung jawab mengapresiasi proses kamu, selain diri kamu sendiri. Seberat apapun itu..., orang lain belum tentu ngerti perjuangan kamu. Karena kamu yang jalanin..., jadi yang harus apresiasi proses dan menghargai diri sendiri. Ya diri kamu sendiri." "Terimakasih diri ini, yang mao diajak berjuang, yang mao diajak jatuh bangun, yang mao diajak bersusah payah mewujudkan mimpi."


Genting 4 hari. Suami yang bersama saya menjalani perjalanan menuju kematangan pikiran ini. Anak-anak, mereka adalah penjaga utama api hidup saya agar tidak padam. Anak-anak adalah teman saya yang luar biasa. Juga orang-orang yang pernah dan masih bekerja dengan saya yang selalu mendoakan saya se keluarga. Banyak sekali yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Mereka semua yang tak pernah lelah memberikan dukungan moril. Mereka semua yang sering menemani saya berpikir. Mereka semua yang juga telah membantu dengan doa dan lainnya. Terimakasih saya kepada mereka semua. Kisah ini, genting 4 hari di Jazz Orange.

 

Suatu hari di akhir tahun 2017, saya tengah berada dalam sebuah rapat kantor. Waktu itu pukul menunjukkan angka sebelas. Telpon saya berdering dari nomor tak dikenal. Rapat sedikit tentu terganggu oleh itu. Suaranya tampak cemas menyampaikan kabar buruk ke telinga saya. Kabar yang mencuri perhatian saya. 


Saya menjawab telpon itu, "Ah, itu pasti hoax!". Penelpon itu terdiam sebentar lalu mematikan telponnya. Sayapun melanjutkan ikut rapat dan mendengarkan argumentasi seseorang yang sempat terputus. Namun setelah 20 menit, salah seorang pekerja stone crusher kami menelpon saya. Kali ini nadanya lebih serius dari pada orang yang tak dikenal tadi. "Kak..kak..kak.....!", lalu mati. Tidak ada kata yang dia ucapkan kali ini. Seketika suasana di kepala saya berubah. Saya menjauh lagi dari kebisingan tempat rapat. Tempat itu ramai, tapi saya merasa sunyi.


Untuk beberapa saat, saya merasakan nafas saya tertahan. Lalu saya merasakan kepala saya seperti hendak meledak. Saya menarik nafas panjang dan membuangnya keras-keras hingga semua yang ikut rapat melihat ke arah saya. Saya yakin, melihat wajah saya, peserta rapat langsung dapat menerka ada masalah yang sangat serius yang tengah saya hadapi. Saya sendiri juga melihat masalah besar di hadapan saya, sejak siang itu.


Dalam hitungan hari, masalah yang saya hadapi itu menjadi percakapan semua orang. Menjadi headline di media cetak dan elektronik, diberitakan oleh beberapa  media online. Teringat judulnya yang dikirim pekerja stone crusher kepada saya, "Pengusaha Batu Pecah Ditangkap, Diduga Menampung Bahan Baku Ilegal". Satu lagi berita lagi, "Pengusaha Batu Split Ditangkap, Terkait Galian C". Pikiran saya makin kacau. 


Saya menghabiskan waktu dimobil jazz orange yang berplatnomorkan namanya. Bertanya pada diri sendiri dan mencoba mencari jawaban atas semua yang terjadi. Berbagai pemikiran tentang banyak hal, berputar di kepala saya. Otak saya bekerja saangat keras, berpacu dalam lingkaran dan tidak menemukan jalan keluar. 


Sedikit saya memutar waktu, melamun, menyusuri kehidupan saya beberapa tahun ke belakang. Masa-masa dimana saya mengalami hari-hari yang berat, insomnia yang parah dalam 2 hari. Masa-masa dimana saya banyak mengalami kekosongan jiwa, yang kadang hanya bisa tertolong dengan adanya kegiatan bersama anak-anak seperti dalam video ini. 


Saya ingat, suatu waktu beberapa jam setelah telpon itu berdering, saya keluar kantor lalu pergi melakukan sholat dan berdoa di Masjid Agung dekat bundaran. Saya ingat berdoa saya apa ketika itu: "Tuhan, jangan lupakan saya, jangan biarkan saya lepas tanpa arah, masih banyak orang yang membutuhkan saya."  And then. Badan saya lemas, tidak mampu berdiri. Saya mencoba untuk hidup. Badan saya mencoba untuk tetap menjalani hari. 


Kata yang keluar dari mulut saya hanya pertanyaan; "Tuhan, tolong.... Apa gerangan yang terjadi?" Pada hari itu, tidak ada orang dekat saya yang mencoba mengajak saya untuk bertukar pikiran, baik untuk mencari solusi ataupun hanya sekedar meringankan beban. Lalu saya menerima kabar, dari salah satu polisi muda yang benar-benar saya kenal dari kecil. "Tante....., oom mau bicara!". Pembicaraan kami menghasilkan pengertian yang baik dan juga menguatkan saya. "Mari hadapi ini, sebaiknya kau kemari!". Hanya itu yang terdengar. Lagi-lagi hape mati.

                             

Keadaan sudah semakin mendesak. Saya mencoba mengumpulkan semua pikiran yang meringankan selama dalam perjalanan menujunya. Sebelum berangkat dari Masjid, saya pun teringat ingin menulis ini;

"Lalu kuinjakkan kakiku untuk pertama kali disitu. Aku mencoba untuk tenang, namun jantungku berdetak keras. Aku mencoba untuk normal, namun semua melihat wajahku pucat. Mencoba menguatkan diri tapi tanganku bergetar. Pukul satu siang ini, setelah detik-detik yang menegangkan dan menguras semuanya, membuat badan dan pikiran berjalan tidak searah. Pikiranku tidak lagi menguasai badanku, dan badanku enggan mengenali pikiranku. Tuhan, tolong kami!"


Saya berangkat pake jazz orange. Didepan pintu masuk, saya mendengar perkataan seseorang teman suami yang baru keluar dari situ, dia bilang; "Paling hanya empat hari ditahan." Saya yang mendengarnya, perkataan orang itu sempat sangat menyejukkan hati saya. Bila diingat-ingat saya tersenyum sendiri dibuatnya.


Pertemuan dengan aparat kepolisian yang saya kenal di lapangan parkir, hanya sebentar. Tak banyak yang terjadi saat saya berada disana. Saya turun dari mobil yang membawa diri saya. Sesampainya di dalam situ, saya melapor kepada yang menelp saya tadi. "Tante ingin berbicara 5 menit sama oom, ini penting sekali!" Dipersilahkan. Lantas saya mengambil waktu sebentar untuk memegang erat-erat tangan suami. Hijau tosca kausnya waktu itu, saya ingat sekali mereknya Celcius. Dia bilang; "KS, hari ini juga kau harus bawa anak-anak ke Pekanbaru. Temui si A si B si C. Ini semua atmku, temui pengacara jika perlu. Aku tunggu kabarmu 4 hari dari sekarang, okey sayang. Kuat-kuat ya, kamu....., dan hati-hati. Berdoalah. Mari hadapi ini!". Ohiya. Waktu habis. Saya pun berlalu. 


Saya tahu, kami berdua masih merasa berat dan masih menyimpan tanda tanya besar atas semua yang terjadi. Namun kami percaya dengan kejadian ini.  Saya percaya pada rencana Tuhan, yang kadang sangat misterius. Hanya doa yang dapat saya panjatkan. Sepanjang jalan saya hanya akan mendengarkan lagu ini, seraya berdoa dalam hati; "Tuhan, jangan lupakan saya, jangan biarkan saya lepas tanpa arah, masih banyak orang yang membutuhkan saya, Tolong saya ya Tuhan!". Tak terasa airmata jatuh dipipi.


Maka kamis malam itu juga, saya pergi dengan Jazz Orange ini bersama anak-anak. Saya lakukan apa yang diperintahkan suami. Jika saya hanya berdiam diri, maka akan terlalu banyak mendengar intervensi, spekulasi, dan lain-lain di luar sana. Situasi tentu tidak baik untuk perkembangan psikis anak-anak. Cukuplah semua pendapat dan pemikiran yang pernah saya dengar di hari itu, saya sendiri yang mendengarnya. Anak-anak tak boleh melalui hari-hari yang penuh tekanan ini. Anak-anak harus tiarap dulu, menjauhi sorotan publik. 


Meski raga ini kelelahan dan mata tak bisa terpejam selama berjam-jam, pikiran tetap bekerja. Obat tidur bukan menjadi jalan keluar. Semua berlangsung begitu cepat. Pagipun tiba, tak ada sedetikpun mata bisa terpejam. Saya berusaha melakukan apapun yang suami sarankan. Di BNI Senapelan tepatnya, saya diperintahkan untuk menemui orang yang saya telpon jam delapan pagi. Kebetulan beliau akan ada urusan keuangan disana. 


Setelah telepon itu ditutup. Segera anak-anak saya siapkan dari hotel tempat kami menginap untuk berjuang lagi. Kami menuju ke arah BNI. Saya sempat berdiskusi di ruangan antri nasabah dengannya yang bisa dibilang orang penting di Polda Riau. Kami bercerita panjang lebar. Pembicaraan kami menghasilkan pengertian yang baik dan juga menguatkan saya. "Mari hadapi ini! Kau pulang sekarang juga, KS! Kasian anak-anak. Abang besok Sabtu akan ketempatmu. Sampai jumpa diKuansing, jangan lupa berdoa dan hati-hati di jalan. Kabari abang jika sudah sampai dirumah!". 


It's okay,

Saya pulang hari itu juga. Dirumah, saya berbenah, rumah sudah saya tinggalkan kamis malam belum rapi. Mengurus anak-anak, mandi, dan baru bisa tidur lelap. Pagi saya terbangun karena telpon masuk. "Tunggu Abang di Masjid Agung, KS! Siang ini, abang berangkat sekarang!". Anak-anak saya liburkan, seperti saran suami pokoknya anak-anak saya bawa kemana pergi. 

                            

Siang hari, sabtu. Kami makan di rumah makan tepatnya di ruanganVIP selera kampung. Beliau bersama supirnya, kemudian dari rumah makan ini beliau pindah ke jazz orange. Di jazz orange inilah, beliau menelepon seseorang yang akan bertemu 10 menit again, di RM Sederhana. 


Saya tidak tau siapa yang ditelponnya, karena saya harus menunggu dimobil. Tak berselang lama, saya diarahkan ke tempat suami. Oh iya saya sengaja tidak mengadu pada ibu, takutnya ia rapuh. Entah bagaimana ceritanya, pas saya keluar mobil di parkiran bersama anak-anak dan bapak itu, saya juga melihat ibu saya berdiri dipojok sana, ia baru keluar dari mobil putih dengan beberapa orang keluarga. Tak banyak saya bicara pada ibu. Hanya ini;  "Tenanglah! Insyaallah, semua akan baik-baik saja!".


Setelah menjalani sedikit pemeriksaan dan menandatangani beberapa berkas, berjalanlah saya bareng bapak itu menuju pintu masuk tahanan. Beliau bilang; "Saya mau bertemu RF, adik saya!". Cuek aja penjaganya. Dua menit, penyidikpun datang dan berbisik pada penjaga itu. Penjaga itu melihat sama bapak yang disebelah saya, dia pakai baju bebas. Sambil membenahi ikat pinggang, penjaga itu, dia langsung hormat; "Siap salah, komandan!". Segera ia memanggil RF keluar.  Dititik ini, kami berpelukan. Hehehe.


Satu dari foto-foto ini meluncur ke dunia maya dan dilihat banyak orang. Saya tidak tau siapa yang mengunggah foto itu. Yang jelas foto itu saya dapatkan dari dunia maya sebagian. Selama masa genting inilah, saya berkenalan dengan banyak macam orang. Macam orang yang dimaksud disini adalah karakter dan latar belakangnya. Ada pengusaha yang menelepon saya, pejabat kepolisian, penyidik, LSM, jaksa, hakim, wartawan, tukang koran, pihak bank termasuk mantan. Ada yang mencibir, ada yang bersyukur. Ada juga yang cemas. Ada pula yang hendak menguras. Beberapa dari mereka akan saya ceritakan. 


Demikian edisi genting 4 hari yaa kawan. Saya tidak malu untuk menceritakan ini. Karena usaha batu pecah, memang bukan usaha ilegal. Hidup ini kadang keras, kadang lucu. Ini hanya sepenggal kisah tentang keberanian menghadapi persoalan dengan kepala tegak.


Kedepannya, akan ada lagi kisah tentang masa muda KS. Bagaimana KS harus berjalan kaki berkilo-kilo meter hanya untuk mendapatkan Selempang Pramuka. Dan bagaimana KS yang sempat membungkus tepung dan gula berkilo-kilo gram di awal-awal memulai bisnisnya. Bagaimana KS membuat kue ketika jatuh, dan kemudian meniti karir kembali.


Akhir kata, rasa kesal tak lagi menguasai saya. Ada pelajaran yang saya dapat dari omongan si bapak itu dalam jazz orange kepada kami menuju stone crusher. "KS, tak mudah memang untuk menjadi pengusaha. Begitu banyak lawan yang akan muncul di depan sana. Lawan dapat menjatuhkan kita kapan saja. Tapi yang namanya emas, mau dilempar ke dalam kotoran pun, __tetap emas."  


Angkat topi saya kepada beliau.


#KSStory #KSMotivasi #KSStoneCrusher #KSFamily #KSLifestyle 

#PotretKehidupan #Episode98

#Genting4Hari

#Reels #fbpro #fyp #vod

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejuang Mimpi Episode 68 💕Jangan Malu Terlihat Hidup Sederhana💕

 Pejuang Mimpi Episode 68 💕Jangan Malu Terlihat Hidup Sederhana💕 https://youtu.be/PxLO2CIZIMA?si=6NCxys1hEZZzHGug https://youtu.be/aUFH3qZJZiU?si=GErVVDj3K2EI2SUZ Hidup tenang adalah impian semua orang. Menurut saya pribadi definisi bahagia salah satunya yaitu ketenangan. Dan tenang itu bukan sesuatu yang bisa selalu dibeli dengan uang, buktinya masih banyak juga orang yang bergelimang harta namun hidupnya malah makin tidak tenang sebab tekanan dari hartanya, dll. Pada dasarnya, masih banyak orang yang malu atas kondisi keluarganya yang hidup dengan sederhana. Melihat orang lain hidup dengan lebih dari cukup membuat dirinya gengsi dan merasa berada di level yang paling bawah. Padahal, bukan berarti hidup sederhana harus merasa insecure. Secara logika, kita gak bisa memilih dari keluarga mana kita akan lahir dan dibesarkan. Sederhana maupun lebih dari cukup sebenarnya sama saja, yang jadi masalahnya adalah kita mau nggak menerima semua itu. Keluarga yang kita miliki adalah anugera...

Pejuang Mimpi Episode 42 💕 People Come And Go, That's Life 💕

  https://youtube.com/shorts/PQ6bTaEnu2g?si=dxWC_hjsp0IOOzsI https://youtube.com/shorts/ZX1Lu2FsMmQ?si=6rE-Dz7Fh7SUTCce Pejuang Mimpi Episode 42 💕 People Come And Go, That's Life💕 Menurut kamu apa sih makna ‘people come and go‘ ini sebenarnya? *** 😀😀😀 People come and go. We do know it. Arti ‘people come and go’ berkaitan dengan siklus hubungan antarpersonal. Dalam hidup...., sering kali kita bertemu dengan orang baru dan kehilangan orang-orang yang sudah kita kenal. Istilah People Come and Go adalah cara untuk menjelaskan bahwa ini adalah hal yang alami. Artinya, ada orang yang datang ke dalam kehidupan kita untuk sementara waktu, dan ada juga yang pergi. Fenomena ini terjadi dalam berbagai jenis hubungan, seperti dengan teman, keluarga, atau bahkan rekan kerja. Penting untuk kita sadari bahwa perubahan dalam hubungan adalah sesuatu yang biasa. Dengan memahami bahwa orang bisa datang dan pergi dari hidup kita..., kita bisa lebih siap menghadapi perubahan tersebut. Ini membantu...

Pejuang Mimpi Episode 66 💕Menulis Itu Investasi Jangka Panjang💕

 Pejuang Mimpi Episode 66 💕Menulis Itu Investasi Jangka Panjang💕 https://youtu.be/WHzZlW-RGmc?si=jWKDV8z9HItL0vah https://youtu.be/OTYMA6EUlYQ?si=JTRDbhrWORZ0v5dm https://youtube.com/shorts/S6j9A3CXJAQ?si=Wwk88XcScu8-60lw “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. Begitu kata Imam Al-Ghazali. Pesan ini saya simpulkan; Menulislah..., Maka Kamu Akan Dikenang! Selayaknya Imam Al-Ghozali yang menulis berbagai karya dan itu tetap abadi hingga sepanjang masa, yang hingga kini masih bisa kita nikmati dan kita serapi manfaat keilmuannya, __walaupun sudah hampir seribu tahun kematian dari sang penulisnya. Pernah terlintas di benak saya, setelah tubuh yang fana ini tiada, apakah masih ada orang yang masih mengingat kepribadian saya? Apalagi saya orang biasa, dan bukan dari golongan pahlawan kemerdekaan atau dokter penyelamat nyawa yang dikenal akan jasa-jasanya. Lalu dengan apa..., agar saya selalu dikenang oleh anak cucu saya nantinya? Menulis. D...