Langsung ke konten utama

Pejuang Mimpi Episode 41 💕Proses Pendewasaan 💕


 https://youtu.be/Sw1xlfBLRkE?si=bOSqFDSHognflydl


https://youtube.com/shorts/5w6M_WvoMqc?si=VZ5Hs7vn4__j5hsN

Pejuang Mimpi Episode 41

💕 Proses Pendewasaan 💕


Seperti apa proses pendewasaan dirimu?

Halo, terima kasih atas pertanyaannya, akan saya jawab berdasar pengalaman saya pribadi yang mungkin lebih ke "curcol" aja ya hahaha. 


Proses pendewasaan pada umumnya tentu berawal dari sebuah permasalahan. Seperti yang kita ketahui, hidup adalah serangkaian masalah yang tidak ada ujungnya. Kalaupun kita sedang tidak memiliki masalah, otak kita berusaha untuk menciptakan sebuah masalah, jadi masalah ya tidak akan pernah lenyap.


Begitupun saya, walaupun mungkin pengalaman saya belum terlalu banyak, namun saya mampu mengambil sedikit banyak pelajaran hidup selama ini. Ini berdasarkan pengalaman pribadi yaa, pendewasaan sendiri mungkin makna dari setiap orang berbeda-beda. Ada yang berpikir, pendewasaan itu dari bertambahnya umur. Ada yang melihat pendewasaan itu dari bertambahnya tanggung jawab, ada yang melihat pendewasaan dari cara berpikir dan sebagainya. Tidak ada yang salah dengan memiliki persepsi yang berbeda-beda terkait pendewasaan.


Mari saya mulai dengan menceritakan secara sekilas tentang kondisi saya. Menuju usia dua puluhan memang tidak pernah mudah untuk dirasakan. Kesanggupan saya untuk mulai menata hidup, rasanya sudah harus saya pikirkan dengan baik sejak saat itu. Saya harus menentukan..., akan bagaimana jalan yang akan saya pilih, hingga menyusun rencana untuk merealisasikan setiap mimpi saya. Rasanya itu sudah menjadi obrolan yang lumrah di meja makan.


Betewe...,

Saya hanya sedikit cerita pengalaman pribadi dulu. Sejak SMP saya sudah sering sekali di anggap lebih dewasa dari cara berpikir. Ga tau kenapa😔. Banyak hal yang saya ketahui yang sebagian anak seumuran saya belum ketahui. Mungkin karena saya sering berbagi pemikiran dengan orang-orang "dewasa" disekitar barangkali yaa? Bisa dibilang..., saya dibesarkan dengan transparansi seperti pengeluaran ekonomi yang dibahas terang-terangan, dan saya diberi tanggung jawab yang lumayan besar untuk seusia saya. 

Sekolah sambil berdagang.


Saya hidup dalam keluarga dengan finansial yang cenderung menengah ke bawah, dengan ayah yang seorang guru biasa di sekolah dasar dan dengan Ibu yang hanya berjualan pakaian di los pasar lama ujung. Anak-anak ayah dan ibu, semuanya punya cita-cita yang cukup besar. Dan itu tentunya membuat orang tua saya harus berpikir lebih keras agar dapat mengirim anak-anaknya sekolah keluar kota sesuai cita-citanya. Sedangkan saya anak ketiga dengan tanggungan orang tua; abang dan kakak yang sekolah diluar kota dan adik laki-laki yang berusia 13 tahun. Tanpa saya sadari...., kondisi finansial yang menjerat keluarga saya ketika itu, ternyata itu mempengaruhi pola pikir saya terhadap sesuatu. Iyaa. Saya menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan dan keinginan. Saya pun menjadi lebih menguasai konsep skala prioritas dibandingkan orang-orang seusia saya. Pada hal ini..., __saya didewasakan melalui kondisi finansial.


Cara saya dalam memandang sesuatu pun harus berbeda dengan saat orang lain masih remaja. Kenyataan bahwa saya tak lagi anak -anak hingga tanggung jawab yang sedikit demi sedikit sudah mulai beralih kepada saya. Tak jarang hal itu juga membuat saya tidak kesulitan untuk menerima semua itu. Namun, saya tenang saja karena tak hanya saya yang merasakannya. Di luar sana, ada banyak orang yang mulai belajar dewasa dengan menerima semua hal yang melekat padanya.


Dari hal inilah, saya bertumbuh menjadi orang yang suka bekerja sendiri tanpa diminta, diminta untuk mengerti keadaan dan banyak hal lainnya. Ditinggal ibu dirumah ketika beliau keluar kota dan berniaga merupakan hal yang normal bagi saya sedari SD, tetapi terkait hal ini saya tidak pernah merasa traumatis maupun menganggap ibu saya merupakan orangtua yang tidak bertanggung jawab, __sama sekali tidak pernah. Saya dari kecil mengerti bahwa ada hal yang harus di korbankan untuk mencapai sesuatu, walaupun semakin beranjak dewasa saya sadar bahwa seharusnya diusia seperti itu saya hanya fokus belajar dan bermain tidak memiliki tanggung jawab untuk mengerti keadaan sekitar. Tapi karena pendewasaan pulalah, saya mengerti keadaan orangtua saya sebagai orang dewasa.  


Terus terang, dengan kejadian seperti ini banyak hal positif dan skills yang saya pelajari untuk menjalani kehidupan kedepannya. Walaupun pastinya..., ada kalanya saya merasa sedih dan merasa ditinggal. Namun sembunyi-sembunyi karena dulu saya menganggap menangis itu adalah, __hal yang memalukan😅.


Di usia remaja itulah, semua skills yang saya terima baik dari pengalaman baik dan maupun buruk, itu sangat membantu. So this means pendewasaan itu berdasarkan pengalaman seseorang. Selalu ambil hal positif dari pengalaman, itu yang selalu saya terapkan di kehidupan saya. Enggak yang takut mencoba hal yang baru, selama itu hal yang positif. Lakukan. Do what you want because its your own life, create your own story.


Ini hal yang penting meskipun sebagian orang memiliki pandangan yang mungkin sangat berbeda. Saya sangat bersyukur mengenal berbagai macam orang yang memiliki ketertarikan, sifat yang berbeda-beda. Karena menurut saya, semua orang yang saya kenal akan memberi saya pengalaman dan ilmu yang berbeda-beda terkait cara memandang kehidupan. Namun yang perlu saya ingat ketika itu, tetap control diri sendiri karena memang ini yang paling penting. SELF and EMOTIONAL CONTROL.


Saat kuliah, saya sebut ada proses pendewasaan diri dalam menata masa depan. Masa yang saya sebut, merenung. Kenapa? Karena usia dewasa pada umur dua puluh tahunan merupakan hal yang terberat untuk dilalui. Sebab, sudah memulai untuk menata kehidupan kita sendiri secara baik. Entah menentukan karier yang ingin dicapai nantinya..., atau merealisasikan untuk bisa mewujudkan cita-cita.


Seiring berjalannya waktu..., tentu akan ada momen menerima beragam kegagalan yang memperparah hidup. Namun, akan ada sisi positif dari pelajaran hidup tersebut. Maka dari itu, ada beberapa proses saya menuju pendewasaan diri dalam menata masa depan. 


Saya menanyakan kepada diri sendiri tentang keputusan yang akan diambil. Dalam menata kehidupan, tentu ada momen diri saya merasa ragu terhadap keputusan yang akan diambil. Menanyakan kepada diri sendiri tentang keputusan yang akan diambil, membuat saya lebih bijaksana dan berhati-hati untuk mengambil keputusan. Sebab..., apa yang akan diambil justru sangatlah berpengaruh terhadap masa depan saya. Saya hanya merasa perlu mempunyai prinsip maupun batasan terkait diri sendiri. Karena jika saya sebagai orang yang baru dewasa atau mungkin di usia remaja, bisa jadi tertarik melakukan hal-hal yang umumnya negatif, (contohnya : pacaran berlebihan..., merokok, dugem, dsb). Menurut saya itu negatif yaa✍️. 


Sebelum melakukan hal tersebut, pastikan saya mempunyai prinsip maupun batasan terkait diri sendiri. Boleh mencoba namun ambil pelajarannya. Saya pribadi berteman dengan semua kalangan, entah itu mau perokok, socially awkward person, popular people in community, Etc. Tak mengapa, berteman dengan semua kalangan asalkan mempunyai prinsip maupun batasan terkait diri sendiri.


Saya mengetahui tujuan yang ingin saya tempuh. Karena tujuan yang saya miliki, kadang akan ada momen rasa kesepian menjalani rutinitas. Namun, justru itu membuat saya semakin lebih mandiri untuk bisa menghadapi beragam persoalan. Saya sudah tidak mudah goyah dengan pengaruh dari orang lain..., dan selalu fokus terhadap apa yang ingin saya capai. Dan disaat sedang menata kehidupan itulah, saya lebih justru mengetahui tujuan atau keinginan yang ingin saya tempuh.


Saya mensyukuri dengan kondisi saya saat itu. Karena sudah berani mengambil keputusan demi kebaikan diri saya sendiri dan orang terdekat. Saya juga lebih bersyukur dengan kondisi saya saat ini. Alhasil, sudah menjadi orang yang mental jauh lebih kuat dibandingkan dulu. 


Saya berusaha tidak menolak ketika keadaan tidak sesuai dengan harapan. Karena ketika sanggupan kita untuk menerima semua itu, akan ada momen dimana kita berusaha menolak semua kenyataannya tersebut.

Menerima realita pahit dalam hidup, ya? Dan itu memang bukan perkara yang mudah.  Sebab..., akan banyak perubahan yang terjadi antara masa remaja dibandingkan ketika sudah dewasa. Mulai dari memiliki tanggung jawab dengan diri sendiri atau orang terdekat, orang tua yang sudah semakin menua, dan beragam permasalahan yang terus datang.


Semakin dewasa, seseorang akan semakin banyak beban kehidupannya. Namun, banyak pula hal positif yang bisa dipetik dari beragam pengalaman yang sudah dilewati. Semakin dewasa, kegagalan ataupun penolakan tak jarang sering diterima dan membuat hidup terkadang terasa semakin buruk saja. Namun..., hal pertama yang saya hindari adalah ketidakmampuan dalam menerima realita yang ada. 


Berlanjut pada lingkup sosialisasi, saya merupakan orang yang terlalu cuek soal penampilan. Bukan ga punya pakaian yang bagus sih, emang enggak feminim aja sebagai perempuan😂. Berkali-kali saya tu mengalami bullying verbal yang dilakukan oleh teman masa sekolah. Yang dipanggil lenong bocah lah ahaha, sampai kutilang dara saking langsingnya, ha ada yang bilang saya tiang listrik wkwkwa😂. Setiap tingkatan pendidikan, saya pasti mengalami hal ini. Yaaah..., mau digimanain? Senyum ajah🙂.


Setelah bekerja, kadang-kadang saya dikira pendiam dan sombong dikalangan teman-teman kerja. Hehehe. Dibawa ketawa ajah🤩. Saya diam, bukan tanpa alasan. Saya bahkan dianggap aneh, jutek dsbnya. Sampai akhirnya saya muak pada kondisi semacam ini, hihihi. Hingga pada akhirnya, sayapun berusaha mengutarakan pikiran saya kepada salah seorang teman yang se-frekuensi dan hasilnya cukup membantu saya meringankan beban pikiran saya. Sesederhana ituuh😅.


Pesan yang saya dapat dari hal ini adalah; 

"Kita membutuhkan setidaknya satu orang yang mampu menampung sudut pandang kita dalam beberapa hal. Semua orang berhak untuk didengar dan merasa nyaman. Membuka mata saya, bahwa bullying merupakan hal serius yang harus segera ditangani".


Begitulah. Banyak hal yang di dapat dari proses pendewasaan.


Saya belajar untuk lebih bijak dalam mengelola emosi. Saya harus mengetahui cara memperlakukan manusia selayaknya "manusia". Mungkin beberapa permasalahan di atas cukup mendeskripsikan proses pendewasaan yang saya alami. Mungkin ini terdengar mainstream untuk sebagian orang, namun bagi saya pribadi hal inilah yang sebenarnya berpengaruh besar bagi pembentukan diri saya saat remaja dan ke depannya.


Saya jadi lebih mengetahui apa yang diinginkan dalam hidup setelah belajar untuk mulai menentukan arah hidup sendiri dan memutuskan sesuatu. Saya jadi tahu keinginan terbesar saya dalam hidup...., saya tak lagi memperdulikan bagaimana pengaruh orang lain, dan saya harus mulai fokus terhadap rencana-rencana yang telah saya susun dari awal. Saya pun sudah tak ragu lagi dalam menentukan sendiri keputusan karena telah terbiasa belajar memutuskan segala hal sendiri. Semakin dewasa..., mungkin terkadang saya merasa kesepian. Tapi saya yakin hal itu pula yang akan membantu saya menjadi lebih mandiri dalam menghadapi segala hal.


Saya menjadi lebih peka terhadap diri sendiri. Pemahaman saya tentang diri sendiri juga lebih meningkat. Saya tahu apa kelebihan dan kekurangan saya..., dan saya siap untuk menerima semua itu. Namun, meski begitu saya tetap ingin berkembang dengan tak takut untuk melakukan improve terhadap sesuatu. Saya meyakini..., __bahwa segala hal memang dinamis tanpa membandingkan diri dengan orang lain.


Saya jadi tahu apa yang seharusnya saya ubah. Berbagai pengalaman yang mendewasakan, telah membuat saya lebih pandai dalam melihat kekurangan pada diri sendiri. Bukan hal negatif, justru karena kemampuan saya inilah, akhirnya saya tahu apa yang harus saya ubah untuk jadi yang lebih baik. Alasan lain di balik kemauan untuk berubah adalah saya juga peduli terhadap perkembangan diri sendiri. Sebab, tak mungkin bagi saya untuk mengulang kesalahan yang sama tanpa perubahan.


Saya menjadi lebih tegas dalam membuat batasan diri. Makin dewasa, diri sebanding dengan semakin banyaknya pelajaran yang diperoleh. Tanpa saya sadari, sebenarnya diri saya lebih berani membuat batasan untuk memberikan proteksi diri. Kesalahan ataupun kegagalan yang mungkin pernah saya alami sebelumnya akan membuat saya lebih berhati-hati. Saya tak segan untuk menolak atau menarik diri dari sesuatu yang kiranya hanya menghambat saya untuk berkembang. Sikap ini membuat saya tak ragu untuk lebih peduli pada diri sendiri.


Saya tidak menuntut..., hanya saja sekarang saya lebih menginginkan kedamaian. Saya akan merasa lelah untuk memaksakan segala hal dalam hidup. Bukannya enggan memiliki target, tapi saya juga menyadari bahwa ada hal yang memang ada di luar kendali. Oleh karena itu, saya tak lagi berekspektasi setelah melakukan sesuatu hal. Namun, bukan tidak berarti karena alasan tersebut membuat saya lantas mengikuti alur hidup saja. Usaha tetap saya lakukan, tapi dengan ekspektasi yang saya kendalikan sendiri.


Saya tak lagi menyesali segala hal yang ada di belakang. Kini saya sudah menjadi lebih kuat dan berkembang. Proses pendewasaan memang terjadi pada semua orang tanpa terkecuali. Memang, hal tersebut rasanya terkadang berat untuk dilalui. Ketakutan dalam mengambil keputusan, tak jarang membuat diri semakin stagnan saja. Namun, saya sadari bahwa apa pun itu saya tetap yang bertanggung jawab terhadap bagaimana diri saya di masa depan.


Semakin dewasa, saya menanyakan kembali keputusan yang telah saya ambil. Semakin dewasa, saya semakin menyadari bahwa setiap keputusan yang saya ambil, __sangatlah penting. Fakta ini saya sadari saat saya memahami konsekuensi yang harus diterima ketika memutuskan sesuatu. Mungkin, saat ini saya mulai menanyakan kembali pada diri sendiri kebenaran mengenai keputusan yang saya ambil. Dengan begitu sedikit demi sedikit saya akan lebih hati-hati dalam melangkah ke depan. Sebab tak jarang, keputusan yang saya ambil berhubungan dengan orang lain dan membawa pengaruh terhadap mereka.


Semakin dewasa, saya lebih bersyukur dengan hidup saya saat ini. Pada akhirnya..., setelah segala hal yang dilalui, saya benar-benar merasa lebih bersyukur dengan semua yang terjadi pada hidup saya. Jika dipikirkan keputusan yang saya ambil hingga saat ini, itu merupakan hal yang benar untuk hidup saya🙂. 


Ada banyak perubahan lain yang saya sadari dan saya fikir ini adalah proses pendewasaan yang sesungguhnya. Proses pendewasaan adalah ketika saya lebih banyak membalas pesan dengan "oke" atau "tidak apa-apa". Juga ketika saya merasa malas meladeni kemarahan yang tidak penting. Berbeda sekali dengan saya dulu. Dulu pas baru beranjak remaja, ketika saya menumpahkan air dilantai maka kakak saya akan mengomel soal itu. Seharusnya kan, saya hanya akan berkata "iya aku menumpahkan, dan ini aku sedang membersihkan". Tapi tidak demikian waktu itu. Jika ini terjadi dulu, maka saya akan membalas semua omelan kakak saya, hingga dia tidak bisa berkata-kata🤩. Ketika kakak saya malas berdebat, diri saya yang dulu adalah saya yang tidak mau kalah dan selalu berusaha meyakinkan pendapat saya, dan saya fikir itu adalah cara hidup yang keren🤣. 


Proses pendewasaan adalah ketika saya yang tidak lagi memandang kasar pada bapak-bapak paruh baya yang menyapa saya dengan genit setiap jalan menuju rumah ataupun kantor di persimpangan. Saya sekarang berfikir "mereka hanya menyapa saya dengan nada genit, dan saya hanya perlu mengabaikan saja. Mungkin ini cara mereka untuk menghibur diri atas kerasnya kehidupan siang hari, xixixi. Tentu saja saya tidak tau apakah ini pendewasaan yang sebenarnya, tapi ini perubahan hidup yang keren🥵.


Proses pendewasaan adalah ketika saya menjadi manusia yang mempunyai Seni untuk Bersikap Bodo amat. Karena semakin menginjak dewasa, kita akan dipertemukan dengan berbagai macam, sifat dan karakter manusia yang 100% jauh dari apa yang kita kira. So, jika ada manusia yang membuat kita beban atau lainnya. Ingat, jadilah manusia yang mempunyai Seni untuk Bersikap Bodo amat. Jadilah manusia yang Apatis. Acuh tak acuh, tapi ingat Apatis dengan yang Tepat. Baik dalam lingkungan maupun dalam pertemanan. Karena terkadang...., __banyak orang yang kita pedulikan tapi dia malah seenaknya🥵.


Proses pendewasaan terkini,

Barusan saya terseleo sampai nyaris tidak bisa berjalan saat saya ke kebun yang jaraknya 7km dari rumah. Aduuh. Rasa sakitnya seperti tak bisa saya tahan, cuaca puanas sekaalee, membuat saya seakan lebih susah berjalan lagi. Saya berfikir sebaiknya meminta bantuan pada abang-abang tukang kebun itu yang wajahnya terlihat sangat baik, yang saya yakin mau membantu saya untuk mengambilkan tempat duduk untuk mengurangi rasa sakitnya. Tapi, setelah berfikir lagi sebaiknya saya pulang saja, itu hanya akan merepotkannya. Saya mengendarai mobil dan menangis, saya tidak menyangka keseleo akan sesakit itu😂.


Saat sampai dirumah anak bertanya ada apa dengan kaki saya, saya hanya menjawab "keseleo dan saya baik-baik saja". Setelah 5 jam berlalu, saya menahan sakit tanpa meminta bantuan apapun. Lalu saya menyadari kaki saya membengkak dan berwarna hijau. Dan saya berfikir ini tidak bisa saya atasi sendiri, saya harus meminta bantuan seseorang, dan saya memanggil ibu saat itu. Ibu saya sedang di Pekanbaru. Saya lupa, dia sedang tidak dirumah😂.


Dari sepenggal kisah keseleo ini, saya mulai merasa ada yang berbeda dari diri saya. Biasanya saya adalah orang yang akan berbagi peristiwa menyakitkan dengan orang lain, hanya agar saya merasa lebih baik, dan orang akan simpati pada saya. Jika, keseleo ini terjadi pada diri saya yang dulu..., mungkin saya akan bercerita sambil menangis pada ibu dan meminta ibu untuk mengobati kaki saya sepanjang malam. Tapi sekarang, saya tidak akan bercerita atau meminta bantuan orang lain untuk segala hal yang masih bisa saya lakukan atau saya tahan sendiri🥵. 


Videoklip hanya sebagai pemanis...,

Setelah saya rasa, ternyata menjadi dewasa berarti memendam segalanya. Semua emosi menjadi tertahan seorang diri, tak ada orang yang tahu. Lebih miris lagi, tak ada orang yang peduli. Saat sedang kesal ataupun marah, kita tidak bisa langsung buka media sosial lalu mengetikkan dan memposting kekesalan kita di sana. Percayalah, tidak ada orang yang benar-benar peduli, mereka hanya penasaran😀. 


"Suka duka kita bukanlah istimewa, karena semua orang mengalaminya. Kalau ada masalah, tidak usah drama dan merasa paling sengsara sedunia. Semua orang pasti punya masalah masing-masing."


#KSStory #KSGarden #KSMotivasi

#KSLifestyle #KSFamily

#PejuangMimpi #Episode41

#ProsesPendewasaan

#Pertanian #Berkebun 

#Reels #Fbpro #fyp #vod

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejuang Mimpi Episode 68 💕Jangan Malu Terlihat Hidup Sederhana💕

 Pejuang Mimpi Episode 68 💕Jangan Malu Terlihat Hidup Sederhana💕 https://youtu.be/PxLO2CIZIMA?si=6NCxys1hEZZzHGug https://youtu.be/aUFH3qZJZiU?si=GErVVDj3K2EI2SUZ Hidup tenang adalah impian semua orang. Menurut saya pribadi definisi bahagia salah satunya yaitu ketenangan. Dan tenang itu bukan sesuatu yang bisa selalu dibeli dengan uang, buktinya masih banyak juga orang yang bergelimang harta namun hidupnya malah makin tidak tenang sebab tekanan dari hartanya, dll. Pada dasarnya, masih banyak orang yang malu atas kondisi keluarganya yang hidup dengan sederhana. Melihat orang lain hidup dengan lebih dari cukup membuat dirinya gengsi dan merasa berada di level yang paling bawah. Padahal, bukan berarti hidup sederhana harus merasa insecure. Secara logika, kita gak bisa memilih dari keluarga mana kita akan lahir dan dibesarkan. Sederhana maupun lebih dari cukup sebenarnya sama saja, yang jadi masalahnya adalah kita mau nggak menerima semua itu. Keluarga yang kita miliki adalah anugera...

Pejuang Mimpi Episode 42 💕 People Come And Go, That's Life 💕

  https://youtube.com/shorts/PQ6bTaEnu2g?si=dxWC_hjsp0IOOzsI https://youtube.com/shorts/ZX1Lu2FsMmQ?si=6rE-Dz7Fh7SUTCce Pejuang Mimpi Episode 42 💕 People Come And Go, That's Life💕 Menurut kamu apa sih makna ‘people come and go‘ ini sebenarnya? *** 😀😀😀 People come and go. We do know it. Arti ‘people come and go’ berkaitan dengan siklus hubungan antarpersonal. Dalam hidup...., sering kali kita bertemu dengan orang baru dan kehilangan orang-orang yang sudah kita kenal. Istilah People Come and Go adalah cara untuk menjelaskan bahwa ini adalah hal yang alami. Artinya, ada orang yang datang ke dalam kehidupan kita untuk sementara waktu, dan ada juga yang pergi. Fenomena ini terjadi dalam berbagai jenis hubungan, seperti dengan teman, keluarga, atau bahkan rekan kerja. Penting untuk kita sadari bahwa perubahan dalam hubungan adalah sesuatu yang biasa. Dengan memahami bahwa orang bisa datang dan pergi dari hidup kita..., kita bisa lebih siap menghadapi perubahan tersebut. Ini membantu...

Pejuang Mimpi Episode 66 💕Menulis Itu Investasi Jangka Panjang💕

 Pejuang Mimpi Episode 66 💕Menulis Itu Investasi Jangka Panjang💕 https://youtu.be/WHzZlW-RGmc?si=jWKDV8z9HItL0vah https://youtu.be/OTYMA6EUlYQ?si=JTRDbhrWORZ0v5dm https://youtube.com/shorts/S6j9A3CXJAQ?si=Wwk88XcScu8-60lw “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. Begitu kata Imam Al-Ghazali. Pesan ini saya simpulkan; Menulislah..., Maka Kamu Akan Dikenang! Selayaknya Imam Al-Ghozali yang menulis berbagai karya dan itu tetap abadi hingga sepanjang masa, yang hingga kini masih bisa kita nikmati dan kita serapi manfaat keilmuannya, __walaupun sudah hampir seribu tahun kematian dari sang penulisnya. Pernah terlintas di benak saya, setelah tubuh yang fana ini tiada, apakah masih ada orang yang masih mengingat kepribadian saya? Apalagi saya orang biasa, dan bukan dari golongan pahlawan kemerdekaan atau dokter penyelamat nyawa yang dikenal akan jasa-jasanya. Lalu dengan apa..., agar saya selalu dikenang oleh anak cucu saya nantinya? Menulis. D...