💕Tulus💕
Hari ini, pilihlah untuk bergembira. Mari utamakan bersyukur..., dan menjadi sosok pribadi yang ramah serta tulus ketika bergaul. Sebagai manusia..., tentunya sangat penting untuk merasa dipahami, dihargai dan ditemui dengan tulus dalam interaksi kita.
Membahas soal ketulusan, di era saat ini menemukan keaslian tentang kata tulus sangatlah langka. Meski sebenarnya ada beberapa tanda yang dapat membantu kita menguraikan apakah seseorang itu benar-benar tulus kepada kita atau tidak. Perhatikan baik-baik, ya!
Ia konsisten. Konsistensi adalah bagian integral dari ketulusan. Orang yang tulus akan menunjukkan pola perilaku yang konsisten dalam hal apapun. Sederhananya, ketika ia membuat janji ia selalu menepatinya. Orang yang tulus tidak pernah mengubah sikap baik dari sisi nilai dan moral ketika menghadapi situasi yang sulit. Ia juga bersikap konsisten kepada semua orang baik bersama atasan, teman, ataupun keluarga.
Ia terbuka. Orang yang tulus bersifat transparan dan bersedia berbagi pemikiran dan perasaannya. Ia juga tidak takut mengutarakan pendapat dan perasaannya, sekalipun itu hal yang bukan familiar.
Selain itu, ia juga terbuka terhadap masukan dan kritik. Ia memahami bahwa tidak ada orang yang sempurna, dan ia selalu mencari cara untuk berkembang dan berkembang.
Intinya, ia tidak berpura-pura menjadi seseorang yang bukan dirinya. Sehingga membuat ia dapat dipercaya dan mudah terhubung.
Ia nyaman dalam keheningan. Orang yang tulus sangat memahami nilai keheningan dan merasa nyaman dengan hal tersebut. Bahkan ia tidak merasa perlu mendominasi pembicaraan atau menjadi pusat perhatian.
Uniknya, ia sering menjadikan momen tenang ini sebagai kesempatan untuk intropeksi dan menjalin hubungan lebih dalam.
Ia menerima ketidaksempurnaan. Orang yang tulus bisa dilihat dari cara ia menerima ketidaksempurnaan. Ia menerima kekurangan dan kesalahannya tanpa sedikitpun berpura-pura. Bahkan ia juga tidak takut untuk mengakui kesalahannya atau meminta maaf jika berbuat salah. Ia selalu bertanggung jawab atas tindakan yang ia lakukan dan menggunakan kesalahannya sebagai peluang untuk berkembang dan belajar.
Ia mendengarkan dengan empati. Orang yang tulus memiliki kemampuan unik untuk membuat orang-orang merasa didengarkan dan dipahami. Ia berlatih mendengarkan dengan penuh rasa empati. Ia tidak hanya mendengarkan untuk merespons, namun ia mendengarkan untuk memahami. Menariknya lagi, ia memvalidasi perasaan orang lain dan menunjukkan pengertian serta kasih sayang.
Ia rendah hati. Orang yang tulus adalah ia yang tidak pernah menyombongkan prestasinya atau berusaha tampil lebih unggul dari orang lain. Ia tidak bersaing dengan siapapun. Namun, ia justru mengakui kontribusi orang lain dan memberikan penghargaan pada saat yang layak.
Ia komunikatif. Komunikasinya jelas dan langsung serta tidak sedikitpun bertele-tele. Ia sangat lugas dan memberi tahu orang lain apa yang ia pikirkan dengan jelas. Intinya, ia percaya pada kritik yang membangun dan tidak takut untuk menyuarakan pendapatnya. Hal ini ia lakukan dengan rasa hormat dan mempertimbangkan perasaan orang lain. Orang yang tulus tidak dapat merekayasa aneka kata agar penuh pesona, tetapi ia akan mengupayakan setiap kata yang ia ucapkan menjadi kata yang benar-benar disukai oleh Allah.
Banyak kok cara melihat apakah orang itu tulus atau tidak? Amati saja apakah tindakan orang-orang yang mendekati kita itu sudah sesuai dengan kata-kata atau tidak? Orang yang tulus biasanya konsisten dalam perilaku nya tidak mencla-mencle. Seperti ketika seseorang mengatakan suka berteman denganmu maka ia akan menunjukkan melalui perilaku yang konsisten bukan hanya ketika ada maunya saja. Perhatikan juga bahasa tubuh dan ekspresi wajahnya😅. Entah mengapa ini juga merupakan suatu cara intuitif untuk mengetahui melalui identifikasi permukaan dalam memberitahu apa yang tersembunyi di balik permukaan terkait orang itu apakah tulus atau tidak. Ya itu tadi, karena keterbukaan dan kejujuran sering kali terlihat dari ekspresi yang alami.
Berbeda dengan yang dibuat-buat akan terlihat seperti keterpaksaan. Terkait bahasa tubuh dan ekspresi wajah, itu karena manusia kerap terhubung dengan pikiran dan perasaannya dan itu kemudian menjadi tergambar jelas dalam gestur dan ekspresinya tanpa ia bisa kendalikan. Itu cara mudah saya yang paling saya sukai dalam menilai dan mengetahui apakah orang itu tulus atau tidak? Tahu benar/tidaknya itu cara kerja intuisi😁. Tanyakan langsung tentang perasaan dan niatnya. Orang yang tulus cenderung terbuka dan jujur dalam berkomunikasi, tidak ada yang ditutupi dan tidak juga berbohong.
Perhatikan seberapa banyak waktu dan perhatian yang ia berikan kepada kita. Karena tulus itu biasanya melibatkan investasi emosi. Logikanya, orang tidak akan sebegitu tertarik untuk bermain-main dalam banyak waktu untuk memberikan perhatian kecuali ia melakukannya dengan tulus. Tentu akan selalu ada pengecualian bagi penipu yang ingin membuat kita lengah-terbuai lalu memangsa memanfaatkan kita dengan berpikir ia tulus, namun pada umumnya orang yang tulus akan rela memberikan banyak waktu dan perhatiannya pada kita dan pada apapun yang ia sukai karena itu melibatkan emosi.
Lihat bagaimana ia berperilaku dalam situasi sulit. Orang yang tulus biasanya tetap mendukung dan tidak menghindar. Terkadang kita perlu menguji dengan memberikan sedikit rintangan dan kesulitan untuk menilai ketulusan seseorang. Jika ia pergi, menjauh, menghindar artinya ia tidak setulus itu. Apakah ini valid dan pasti? Tidak. Melainkan kemungkinan besar😂. Misalkan dalam hubungan pertemanan dan dalam memulai suatu hubungan antara pekerja dan saya, penting untuk saya menunjukkan sisi buruk saya yang paling jelek kepada mereka agar mereka tidak terlena dengan sisi malaikat dan blunder-nya saya ha-ha-ha. You know lah, saya memang akan ditinggalkan karena tidak disukai telah membuat orang ilfeel, tapi itu bagian dari rencana dan tidak mengapa dijauhi karena itu ujian dan setiap ujian ada resiko dan saya selalu siap dengan resiko, dan jika mereka bertahan dan menerimanya ia lulus dan menunjukkan ketulusan nya pada saya....(Ha..)😆.
Ketulusan adalah hadiah yang mahal. Maka jangan pernah kamu mengharapkannya dari orang jahat. Jangan merasa bersedih apabila ketulusan dibalas dengan dusta, bersyukurlah karena kamu memiliki hati yang tulus. Konon katanya..., ketulusan seseorang itu akan terpancar melalui matanya. Kebaikannya pun akan terlihat koq dari segala tindakannya, serta kebijaksanaannya pasti akan terdengar dari kata-katanya.
Ingat! Orang yang tulus tidak akan pernah mengatakan “aku tulus”, ia cenderung menunjukkan dengan sikap ataupun perbuatannya, tidak banyak kata yang terucap. Lihat saja perbuatannya. Ia menyimpan ketulusannya untuk dirinya sendiri dan membiarkan orang lain menilainya sendiri. Hati kita juga akan tau, kapan seseorang itu tulus atau tidak😀.
Percaya atau tidak. Ada banyak pertanyaan untuk sebuah kata tulus. Semacam; Mengapa semakin kita dewasa dan tua semakin banyak orang yang berteman dengan kita dengan tidak tulus? Ya, begitulah kehidupan yang akan kita lalui, orang-orang hanya ingin berteman ketika ada mau nya saja. Besok-besok juga lupa dan tidak kenal dengan kita. Ketika kita butuh pertolongan, hanya orang-orang sejati yang mau menemani kita dari awal hingga akhir.
Hhmm. Ya sudahlah jangan terlalu di pikirkan. Ketulusan dari zaman dulu until zaman now, emang kayak gitu kok. Yang tulus 1:1000. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami, susah kan? Ya begitulah mencari teman yang tulus memang sangat sukar. Jika kamu bertemu satu orang saja, kamu jaga baik-baik, ya! Karna dapat teman yang tulus sangat sangat-sangat mustahil dan susah😄.
Mengapa orang yang tulus sering disakiti, sedangkan yang tidak tulus selalu diperjuangkan? Hahahaha…..sabarlah sayang. Saya pun terkena hal yang sama. Tapi, saya berusaha tetap baik. Tidak bersikap palsu..., cuman kalau ada teman yang sok tulus, tapi yang palsunya, emang saya omongin depan mata aja. Barulah akhirnya saya menarik diri. Ga pa-paaa kan...😂, daripada pada drama korea ahahaha.
Dunia...., beserta isinya emang tempat ragamnya gudang masalah, ya kan😁? Terkadang yang tidak tulus terlihat lebih meyakinkan daripada yang tulus. Karena orang yang tulus tidak akan bilang kalau ia tulus, namun lebih memperlihatkannya dengan perbuatan, dan itu memerlukan proses dan waktu yang sedikit lebih lama untuk membuat dirinya meyakinkan. Sedangkan orang yang tidak tulus, selalu menyatakan kalau dirinya tulus secara kata-kata, carmuk sehingga nampak lebih meyakinkan. Itulah sebabnya kebanyakan dari orang yang tidak tulus lebih diperjuangkan, dan orang-orang yang tulus lebih sering tersakiti hihihi. Orang yang tulus kan emang cenderung tidak dihargai. Karena sering kali semua kebaikannya di anggap remeh..., dan dikira sangat mudah untuk dimanfaatkan bahkan tak jarang ia menerima sikap diskriminasi. Dan ga tau kenapa....🤭? Orang-orang lebih mudah terkecoh dengan kata-kata daripada memperhatikan perbuatan.
Apakah kamu pernah di posisi terkecoh? Pasti pernah, ya? Namun, percayalah! Hukum Timbal Balik itu ada. "Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan begitupula dengan ketulusan hati". Saya yakin secara sadar atau tidak sadar, di perjalanan hidup..., __kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang tulus juga dan dibarengi dengan do'a. Kalau saya sih berpandangan sederhana. Tidak usah bertanya, "Kenapa tidak ada orang yang tulus?". Coba mulai dari diri kita dulu. Belajar tulus dengan orang lain. Meski bagi sebagian orang semua hanyalah kepentingan. Namun pasti, masih ada pasti orang yang baik dan tulus didunia ini, jangan khawatir ya dek ya🙋! Mungkin kamu yang belum jumpa dengan orang tersebut. Bukannya tidak ada..., hanya saja sudah jarang, dek😂. Dari 100% penduduk bumi yang namanya manusia itu, mungkin sekian%nya ada lah pulak orang yang tulus, sekian% nya lagi, yaa… you knowlah, kadang bulus dikira tulus...🤣.
Dari pengalaman saya melihat sisi tidak tulus seseorang ketika memberi, ia mengharapkan imbalan balik sesuai dengan keinginan yang ia tuntut dari kita. Orang yang tidak tulus cenderung terlihat aneh, hanya baik kepada satu orang saja seperti ada sesuatu dari satu orang itu yang sedang ia harapkan. Namun ketika orang lain benar-benar butuh bantuannya malah tidak ada rasa ingin membantu dan malah menolak apabila kemauannya tidak terpenuhi, sikapnya akan berubah tiba-tiba. Dari yang tadinya baik berubah menjadi acuh. Biasanya orang yang tidak tulus akan mengungkit-ungkit tentang apa yang pernah ia berikan. Semoga itu..., __bukan kita.
Hmm. Sudahlah. Saya sih bodoh amat. Karena selama saya belajar, saya emang enggak pernah berharap sangat untuk minta-minta bantuan orang, karena tahu, orang enggak akan bantuin saya. Cuman ketika saya bantuin orang, itu ikhlas saya lakukan. Dengan harapan, semoga selama saya mengerjakan niat baik saya, ada aja bantuan yang dikirimkan Tuhan untuk mempermudah hidup saya. Saya ga bisa minta orang baik dengan saya. Karena saya percaya, manusia itu emang suka dengan karakter iblisnya. Disakiti marah..., tapi menyakiti orang mau. Kalau saya masih bisa baik, saya akan buat baik. Tapi tidak menolak kemungkinan saya bakal gak mood baik ma orang jahat.
Dunia positif dan negatif, tidak bisa salah satu saja karena tidak akan seimbang jadinya. Itulah mengapa di kehidupan ini ada orang jahat..., orang baik, orang licik...., orang tulus, dsb. Kalau orang baik semua, dunia tidak seru atuuuuh😂. Manusia biasa, kadang salah, kadang benar, bahkan tidak keduanya.
Tulus dan baik hati itu emang keren, tapi jangan terus jadi sayuran lah. Kalau kita berharap orang lain jadi baik karena kita sudah berbuat baik, itu terlalu vegetables gaes, sama sekali tidak manusiawi, terlalu bayam. Manusia ya begini ini, terima saja, sederhana sekali buat jujur bahwa manusia bukan tumbuhan.
Tidak semua orang memiliki ketulusan dalam menjalin hubungan antar sesama. Hanya orang dengan pribadi berkualitas yang menyadari bahwa ketulusan itu mahal. Sehingga, pintarlah dalam memilih siapa saja yang berhak dan layak berada di dekat kita. Orang yang berkualitas bisa kita lihat dari cara berpikir dan sikapnya, tak melulu soal fisik semata. Apabila kita menemukan kecocokan dari mindset dan tindakan yang ia tunjukkan, maka jagalah hubungan tersebut. Barangkali ia memiliki ketulusan yang sama halnya dengan kita dalam membangun sebuah relasi. Sering-seringlah berinteraksi dengan orang yang berkualitas. Bertukar pikiran, barangkali. Masih ada kok orang yang tulus di dunia ini, hanya saja kita kadang belum menemukannya. Jika kita belum menemukan, maka jadilah...., __salah satunya.
Ajaran Tulus yang saya tangkap dari kecil. Perbuatlah apa yang baik, kurangi pikiran negatif. Mungkin tidak serta-merta balasannya kita terima sekarang. Tetapi kelak hal-hal itu akan menyadarkan kita. Kalau kita sudah berbuat yang jahat, kelak ada suatu masa kita harus melalui badai hidup yang tidak pernah kita bayangkan. Mungkin bukan kita, tapi anak-anak kita. Kalau kita berbuat baik, tidak pamrih, mengasihi orang lain tulus, kelak kita akan menerima kebaikan juga. Meski tidak serta merta kita menerimanya. Tuhan tidak tidur.
Ajaran Tulus yang saya dapat dari dulu, namun mudah diterapkan. Jangan pernah merasa tidak berguna di dunia ini. Kalo kamu merasa kamu adalah salah satu dari orang tersebut, mari saya patahkan kesimpulan tersebut. Ini pendapat saya aja yaa..., mungkin karena kamu cuma mikir dirimu sendiri..., dan tidak mencari orang yang membutuhkanmu. Banyak lho orang yang membutuhkanmu diluar sana, yang butuh bantuanmu untuk hidup misalnya, bantuanmu untuk berdikari..., bantuanmu untuk bahagia. Tapi ya, kamu selesai dulu dengan dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu bisa tengok orang yang tua jompo..., anak yatim-piatu, atau tengoklah sesekali orang dikolong jembatan. Maka tenaga..., uangmu..., keceriaanmu, __dibutuhkan disana. Jadi kamu akan merasa berguna jadi manusia, ya ga? Eits. "Bagaimana kalau tetap perlakukan baik semuanya, tapi percaya instingmu? Apabila kamu merasa tidak cocok/mencurigai niat seseorang, biarkan itu terjadi. Enggak harus ditunjukin tapi menjauhlah pelan-pelan".
Mari, belajar mencintai dan membahagiakan diri sendiri dulu. Biar bisa membahagiakan orang lain. Jadi diri sendiri ajaa dulu! Jangan pernah mengorbankan identitas diri hanya demi penerimaan. Bagaimana kita akan bertemu orang yang tulus..., apabila cara yang kita lakukan dengan membohongi diri sendiri...? Maka, jadilah diri sendiri di manapun kita berada. Orang yang tulus dengan kita, toh akan dengan mudah menerima dan menghargai kita. Tanpa perlu paksaan, ia akan memperlakukan kita dengan baik. Bahkan kekurangan kita pun bisa ditoleransi.
Dahlah...! Jangan tanya lagi soal tulus...! Oh iya, I really remember when someone said...; "You reap what you sow". Simpel saja. Saya mendefinisikan istilah ini seperti ini: jika kamu menanam kebaikan maka kamu akan mendapatkan kebaikan, dan sebaliknya jika kamu menanam keburukan maka kamu akan mendapatkan keburukan juga. Jadi bisa positif atau negatif, tergantung perbuatan kita.
Hiburan untuk sore ini dulu, berikut ada ilustrasi video KS menjadi diri sendiri. Yok sini berteman dengan saya, ikuti KS Motivasi, gak kan rugi lho😔. Semoga terhibur💃🎵🎶🎼.
#KSStory #KSGarden #KSMotivasi
#PejuangMimpi #Episode28 #Tulus
#Fbpro #fyp #vod #pertanian #Berkebun
Komentar
Posting Komentar